Menu

Disbun Sebut Harga TBS di Riau Naik Karena Harga CPO di Malaysia Melesat

Muhammad Iqbal 9 Dec 2020, 16:25
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja

RIAU24.COM - Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat harga sawit di Riau sepekan ke depan naik.

"Dari segi faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan harga kernel mengalami penurunan dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data untuk harga jual CPO," kata dia Rabu, 9 Desember 2020.

Untuk PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 57,17/kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 152,26/Kg, PT. Astra Agro mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 14,00/kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 88,29/Kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan untuk harga jual kernel, PT. Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp. 50,00/Kg, PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 84,00/Kg dari harga minggu lalu.

"Sementara dari faktor eksternal, naiknya harga TBS minggu ini karena harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia di pekan ini melesat nyaris 3% ke 3.472 ringgit per ton atau sekitar US$ 855/ton," terangnya.

Dikatakan Devris, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2012. Dorab Mistry, analis papan atas CPO memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia pada tahun 2020 kemungkinan akan mencapai 19,2 juta ton, dengan stok Desember turun ke level 1,4 juta ton.

Selain itu, lanjutnya, India pada pekan lalu sebagai konsumen terbesar minyak sawit global memutuskan untuk memangkas bea masuk sebesar 10 poin persentase dari 37,5% menjadi 27,5%.

Presiden Indian Vegetable Oil Producers Association (VPA), memperkirakan permintaan CPO di negaranya bisa melonjak hingga 100.000 ton per bulan dengan kebijakan tersebut. Sebab, impor CPO akan lebih murah ketimbang produk pesaingnya. Pemangkasan ini membuat CPO lebih kompetitif.

"India membuat kebijakan dengan cukup membayar bea masuk 7,5% lebih murah dibandingkan impor minyak kedelai atau biji bunga matahari. Sebagai informasi, tarif bea masuk untuk minyak kedelai dan biji bunga matahari di India adalah 35%," demikian Defris.