Binaan SKK Migas, PT CPI, dan STP Riau, Desa Wisata Kampung Patin Terbaik Nasional
STP Riau mampu mengungguli berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Peringkat kedua dan ketiga diraih Akademi Pariwisata Mandala Bhakti di Desa Wisata Lembah Dongde-Desa Gentungan Karang Anyar, Jawa Tengah, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat.
”Ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Program-program pengembangan masyarakat yang dijalankan PT CPI lebih memfokuskan pada peningkatan keahlian dan keterampilan masyarakat agar lebih berkesinambungan dan menciptakan kemandirian, bukan ketergantungan,” kata Rudi Arief mewakili GM Corporate Affairs Asset PT CPI dalam sambutannya. Termasuk dalam program desa wisata ini, di mana masyarakat diharapkan semakin terampil dan mandiri dalam mengelola potensi desa mereka sebagai tujuan wisata.
’’Prestasi ini menjadi awal tantangan baru, yakni bagaimana menciptakan keberlanjutan dari hasil program pendampingan ini sehingga tercipta kemandirian masyarakat,” ucap Spesialis Pratama Dukungan Bisnis SKK Migas Sumbagut Yanin Kholison.
Selain itu, lanjut dia, STP Riau diharapkan dapat mempertahankan mengembangkan program ini ke desa-desa lain agar mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Riau. Prestasi nasional STP Riau juga menjadi model kemitraan triple helix yang sukses antara pemerintah, kalangan akademisi, dan industri.
Pada 27 Februari lalu, Kemenparekraf dan berbagai perguruan tinggi menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan desa wisata melalui pelatihan dan pendampingan SDM pariwisata. Kegiatan yang dilakukan di antaranya Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi sadar wisata; sapta pesona; protokol Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE); pelayanan prima melalui exploring, packaging, presentation; dan pengembangan potensi produk pariwisata.
Dalam Program Pengembangan Desa Wisata Kampung Patin yang digagas SKK Migas – PT CPI, STP Riau melatih dan membimbing masyarakat untuk meningkatkan keterampilan di bidang pemandu wisata, identifikasi potensi objek wisata, penginapan (homestay), suvenir, dan kuliner. Konsep yang dikembangkan adalah wisata berbasis komunitas (community based tourism/ CBT).