Pria Asal Indonesia Ini Tega Mencekik Bocah Remaja Sampai Mati Karena Tak Terima Dihina Tidak Memiliki Telepon
RIAU24.COM - Setelah dihina karena miskin dan tidak dapat membeli ponsel, seorang pria memutuskan untuk mencekik teman remajanya sampai mati. Menurut Tribunnews, peristiwa yang terjadi pada 27 November lalu di kawasan sepi dekat pasar di Malang, Jawa Timur.
Tersangka berusia 20 tahun sedangkan korban berusia 14 tahun.
Kapolres Malang Hendri Umar mengatakan, kasus tersebut terungkap setelah orang tua korban melapor ke polisi terkait hilangnya anaknya pada 29 November lalu. Dia mengatakan pasangan itu mengklaim bahwa putra mereka belum kembali ke rumah selama dua hari.
zxc1
Sehari setelah laporan, ditemukan jenazah di sebuah taman yang ditutupi daun ubi jalar dan pepaya, katanya. Identifikasi tersebut kemudian dipastikan jenazah remaja yang dilaporkan hilang sebelumnya, tambahnya.
Ia melanjutkan, “Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi dan dari hasil pemeriksaan ditemukan bekas luka di leher korban yang diyakini telah dicekik.”
Investigasi lebih lanjut mengarah pada penangkapan tersangka yang diyakini sebagai orang terakhir yang bertemu dengan korban sebelum dia dilaporkan hilang.
“Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku menemui korban di sebuah warung dan menanyakan tentang handphone baru yang dibeli temannya,” jelasnya.
“Pertanyaan itu dijawab oleh korban dengan cibiran yang membuat tersangka marah,” imbuhnya.
“Pria itu kemudian membawa korban ke suatu daerah yang diduga jaring dipasang untuk menangkap burung. Itu sebenarnya tipuan untuk membunuh temannya, ”katanya.
Hendri mengatakan, tersangka diyakini telah mencekik korban hingga pingsan, namun temannya sadar dan kabur ke area taman. Karena panik, tersangka mengejar korban dan mencekiknya hingga tewas.
“Tersangka rupanya rela menunggu selama dua jam untuk memastikan korban benar-benar mati.”
Sekitar pukul 5 sore, tersangka keluar dari lokasi kejadian dengan membawa ponsel dan barang milik korban, katanya. Sementara itu, tersangka juga mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak menyesali perbuatannya karena dianggap sebagai pembalasan bagi orang yang menghinanya.