Banyak yang Menafsirkan Beragam, Habib Rizieq Tegaskan Ini Makna Revolusi Akhlak
RIAU24.COM - Salah satu wacana yang sempat dilontarkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, adalah revolusi akhlak. Hal ini belakangan mendapat banyak sorotan. Ada juga yang menafsirkannya dengan bentuk beragam.
Terkait hal itu, Habib Rizieq pun memberikan penjelasan. Ditegaskannya, revolusi akhlak bukanlah revolusi yang menimbulkan pertumpahan darah, melainkan ditempuh dengan cara-cara yang berakhlak, sebagaimana prinsip-prinsip ahlussunnah wal jamaah yang membuka ruang dialog dengan semua komponen bangsa.
Penjelasan itu dilontarkannya saat memberikan sambutan dalam acara bertajuk "Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh" pada Rabu 2 Desember 2020.
"Jadi revolusi akhlak jangan digambarkan sebagai revolusi yang berdarah-darah, revolusi makar, revolusi pemberontakan, revolusi menjatuhkan pemerintahan yang sah, tidak begitu. Atau disebut khawarij, enggak begitu," terangnya, dilansir rmol.
"Kita ahlussunnah wal jamaah, kita selalu membuka diri, kita saling dialog, rekonsiliasi, ayo kita sama-sama, kita saling kritik, kita saling memperbaiki, inilah dakwah, hisbah inda ahlissunati wal jamaah," ujarnya lagi.
Namun demikian, Habib Rizieq juga membenarkan, bila revolusi selalu berkaitan dengan perubahan yang terjadi secara cepat dan menyeluruh, dalam rangka perubahan kearah yang lebih baik.
"Loh kenapa harus cepat? Karena kalau ditunda-tunda ini membahayakan persatuan dan kesatuan NKRI. Yang harus diperbaiki, segera perbaiki. Itu namanya revolusi. Apalagi ada tambahan kata akhlak, revolusi akhlak. Nah berarti revolusinya itu harus berakhlak," terangnya lagi.
Dalam acara yang disiarkan Front TV itu, turut dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya pengamat politik Rocky Gerung, pakar hukum tata negara Refly Harun, Ketua PA 212 Slamet Ma'arif, hingga Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Selain dihadiri secara fisik, acara itu juga diikuti para tokoh dan ulama secara virtual melalui aplikasi zoom. ***