Survey : 60 Persen Penduduk di Negara Ini Tidak Dapat Bertahan Hidup Lebih Dari 3 Bulan Hanya Dengan Mengandalkan Uang Tabungan Mereka
RIAU24.COM - Sejak pandemi, banyak orang Malaysia terpaksa mengencangkan ikat pinggang mereka dan hidup dari gaji setiap bulannya hanya untuk terus menopang diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh RinggitPlus mengungkapkan bahwa secara mengejutkan 60% orang Malaysia berusia 35 tahun ke bawah tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan dengan tabungan yang ada. Angka yang mengejutkan ini disajikan dalam Survei Literasi Keuangan Malaysia RinggitPlus (RMFLS 2020), bersama dengan statistik mengkhawatirkan lainnya mengenai pola kebiasaan keuangan penduduk.
Dibandingkan dengan survei tahun lalu, tidak ada peningkatan karena 53% dari total responden masih tidak dapat bertahan 3 bulan dengan tabungan mereka, jika mereka kehilangan pekerjaan. 27% orang Malaysia juga menyadari betapa pentingnya memiliki dana darurat sejak pandemi. Dan sementara Asosiasi Bank Malaysia (ABM) melaporkan bahwa 7,7 juta peminjam mengambil moratorium pinjaman ketika ditawarkan, 16% dari responden survei mengatakan mereka tidak siap untuk melanjutkan pembayaran kembali.
“Ketika Movement Control Order (MCO) diberlakukan pada bulan Maret, kami mengalami penghentian yang signifikan dalam perekonomian negara kami. Ini memengaruhi pendapatan banyak orang Malaysia yang tidak bisa pergi bekerja, harus menerima pemotongan gaji atau bahkan diberhentikan karena perusahaan dipaksa untuk berhemat. "
"Selama dua tahun terakhir, kami berharap bahwa hasil survei kami akan bertindak sebagai peringatan, tetapi peristiwa tragis dalam hidup kami inilah yang menjadi ujian sejati bagi kebiasaan keuangan pribadi kami," kata Hann Liew, rekannya. -pendiri dan direktur eksekutif RinggitPlus.
zxc2
Tapi, tidak semuanya berita buruk. Survei RinggitPlus juga menemukan bahwa 76% orang Malaysia mengklaim bahwa mereka mengendalikan uang mereka, yang meningkat dari 69% tahun lalu. Sementara itu, 46% orang Malaysia dilaporkan membelanjakan persis apa yang mereka peroleh atau lebih, yang merupakan peningkatan dari 43% tahun lalu.
Sebanyak 88% orang Malaysia juga mengubah perilaku belanja mereka dan memilih untuk memilih pembayaran tanpa uang tunai jika memungkinkan. 90% dari responden ini mengatakan bahwa mereka memiliki aplikasi e-wallet terpasang di ponsel mereka.
Tahun ini, survei RinggitPlus menerima jumlah responden terbesar dengan 10.628 orang di seluruh dunia menanggapi survei tersebut. Mereka mengatakan hasil survei telah memungkinkan mereka untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang efek pandemi pada bangsa kita.
“Kami berharap ketika ekonomi kita perlahan pulih, masyarakat Malaysia akan lebih serius dalam mengelola keuangannya sehingga kita semua bisa lebih siap jika musim hujan berikutnya datang,” tambah Liew.