Bantu Pemerintah, Aktivis 98 Gagas Gerakan Nasional Vaksinasi Covid-19
RIAU24.COM - Aktivis 98 menggagas Gerakan Nasional Vaksinasi Covid-19 untuk berkontribusi dan membantu pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang akan segera bergulir sebagai upaya partisipatif melindungi rakyat dari pandemic. Sikap tersebut diutarakan oleh Direktur Eksekutif Indeks 98 Wahab Talaohu.
“Gerakan Nasional Vaksinasi Covid 19 ini adalah gerakan sosial kemasyarakatan yang dimotori para aktivis 98 di seluruh Indonesia. Bertujuan mengajak langsung masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 sekaligus mendukung program vaksinasi nasional sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19”. Kata Wahab Talaohu kepada Riau24.com lewat siaran persnya. Rabu 4 November 2020.
Lebih lanjut, Wahab menjelaskan ada tiga faktor lahirnya Gerakan Nasional Vaksinasi Covid-19 ini. Pertama, penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah berjalan delapan bulan terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020. Per 1 November 2020, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 3,38 persen masih di atas rata-rata dunia yang berada di angka 2,5 persen. Sehingga menjadi kegelisahan dan kekhawatiran banyak kalangan termasuk para aktivis 98.
“Pemerintah telah mengambil berbagai langkah strategis dan peran aktivis 98 sebagai supporting system yaitu komponen kemasyaraktan yang aktif mengajak dan memastikan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berjalan secara baik dan merata. Kita aktivis 98 memiliki jejaring dan sumber daya potensial yang dapat diperbantukan sebagai relawan dalam pelaksanaan sosialisasi dan pergerakan masyarakat pada program vaksinasi Covid-19. Jejaring aktivis 98 yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi di seluruh Indonesia.” kata Wahab.
Kedua, berdasarkan hasil survey dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF menunjukkan bahwa sebanyak 64,81 persen masyarakat bersedia untuk divaksin. Sementara sebanyak 7,60 persen masyarakat tidak ingin divaksinasi. Sedangkan 27,60 persen masyarakat belum memutuskan apakah bersedia divaksin atau tidak.
“Dari hasil survey yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF, saya melihat masih adanya beberapa kekhawatiran masyarakat terkait vaksinasi yang akan diberikan oleh pemerintah sehingga perlu diberi penjelasan agar masyarakat menerima dengan kepercayaan penuh untuk ikut berpartisipasi menekan penularan Covid-19. Karena vaksin memang menjadi harapan besar umat manusia sebagai salah satu senjata utama mengendalikan Covid-19,”paparnya.