"Lebih menyedihkan, istri tercinta meninggal pada tahun 2008, saya saat itu cukup terpukul bahkan tidak tahu arah karena tidak memiliki sumber penghasilan," ujarnya lagi.

Menurut Johari, bila ada kekuatan yang sanggup mendorongnya untuk bertahan, maka hal itu adalah kedua orang anaknya yang sedang melanjutkan kuliah. 

Namun Johari mengakui dirinya masih beruntung. Setelah setahun hidup menjadi gelandangan, Johari ditarik menjadi koordinator kerja bakti lapangan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Saya sekarang tinggal di rumah warisan, saya lebih bahagia sekarang. Apa yang saya lakukan saat ini memberi arti yang cukup besar bagi saya dan keluarga," ungkap Johari.

Pengalaman hidupnya itu sekaligus membuat Johari menyadari, bahwa apa yang telah direncanakan oleh Tuhan untuk hidupnya sangatlah hebat. Sehingga ia akhirnya selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini. Bahkan, sekarang ia merasa menjadi lebih bahagia.

"Alhamdulillah anak saya diberikan rezeki baik dan sukses dalam hidup, Insya Allah. Anak perempuan saya kini sedang kuliah di Prancis bidang kesenian dan anak bungsu sedang kuliah di Universitas Malaysia," tuturnya. ***