Menu

Amerika Ungkap Azerbaijan dan Armenia Menyetujui Gencatan Senjata Kemanusiaan Baru

Devi 26 Oct 2020, 08:13
Amerika Ungkap Azerbaijan dan Armenia Menyetujui Gencatan Senjata Kemanusiaan Baru
Amerika Ungkap Azerbaijan dan Armenia Menyetujui Gencatan Senjata Kemanusiaan Baru

RIAU24.COM -  Armenia dan Azerbaijan sekali lagi setuju untuk menghormati "gencatan senjata kemanusiaan" dalam konflik di daerah kantong pegunungan Nagorno-Karabakh, menurut pernyataan bersama dari Departemen Luar Negeri AS dan kedua pemerintah.

Gencatan senjata akan berlaku pada pukul 8 pagi waktu setempat (04:00 GMT) pada hari Senin, kata pernyataan itu pada hari Minggu, menambahkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun bertemu dengan para menteri luar negeri kedua negara pada hari Sabtu.

Dalam pernyataan terpisah, OSCE Minsk Group, yang dibentuk untuk menengahi konflik dan dipimpin oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, mengatakan ketua bersama dan menteri luar negerinya akan bertemu lagi pada 29 Oktober untuk membahas masalah Nagorno-Karabakh.

"Selama diskusi intensif mereka, para ketua bersama dan menteri luar negeri membahas penerapan gencatan senjata kemanusiaan segera, parameter yang mungkin untuk memantau gencatan senjata, dan memulai diskusi tentang elemen substantif inti dari solusi yang komprehensif," kata sebuah pernyataan dari Minsk Group.

Gencatan senjata sebelumnya membuat jeda singkat pada hari Sabtu sebelum masing-masing pihak menuduh yang lain telah melanggarnya.

Armenia pada Minggu menuduh pasukan Azeri menembaki pemukiman sipil. Baku membantah membunuh warga sipil dan mengatakan siap menerapkan gencatan senjata, asalkan pasukan Armenia mundur dari medan perang.

Runtuhnya dua gencatan senjata yang ditengahi Rusia telah meredupkan prospek berakhirnya pertempuran yang terjadi pada 27 September di Nagorno-Karabakh.

Pejabat di Nagorno-Karabakh mengatakan pasukan Azerbaijan menembakkan artileri ke permukiman di Askeran dan Martuni pada malam hari, sementara Azerbaijan mengatakan posisinya telah diserang dengan senjata kecil, mortir, tank, dan howitzer.

Pada hari Minggu, kementerian pertahanan wilayah Nagorno-Karabakh mengatakan telah mencatat 11 korban lainnya di antara pasukannya, mendorong jumlah kematian militer menjadi 974 sejak pertempuran dengan pasukan Azeri meletus.

Azerbaijan mengatakan 65 warga sipil Azerbaijan telah tewas dan 298 luka-luka tetapi belum mengungkapkan korban militernya.

Sekitar 30.000 orang tewas dalam perang 1991-1994 di Nagorno-Karabakh.

Orang Armenia menganggap daerah kantong itu sebagai bagian dari tanah air bersejarah mereka. Azeri menganggap tanah yang diduduki secara ilegal itu harus dikembalikan ke kendali mereka.