Empat Aktivis yang Hidupnya Berakhir Tragis
Wiji Tukul merupakan sastrawan dan aktivis hak asasi manusia yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Ia hilang bersama sejumlah aktivis lainnya Setelah Peristiwa 27 Juli 1996 hingga 1998. Sejak tahun 2000, Thukul termasuk dalam daftar orang hilang. Sejak 1998 hingga saat ini, tidak diketahui bagaimana keadaan penyair tanpa rasa takut ini.
Wiji Thukul hidup dalam kemiskinan. Namun hal ini tidak membelenggu hasratnya untuk melakukan perlawanan terhadap penguasa. Ia terlihat sangat berapi-api untuk mendapatkan keadilan. Semua kekerasan yang dialamatkan padanya, tidak lantas membuat Thukul menyerah. Dia terus melakukan perlawanan. Aksi protes, puisi kritik, dan karya-karya berani terus dia keluarkan. Hingga akhirnya, pada 27 Juli 1998, dia hilang dan tidak ditemukan sampai sekarang.
3. Salim Kancil, Dibunuh Karena Menolak Tambang Ilegal
Salim Kancil ditemukan tewas pada 26 September 2015 karena dikeroyok segerombolan orang. Ia merupakan aktvis lingkungan yang menolak pembangunan tambang di Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Ironisnya Ia dihabisi nyawanya di hadapan warga yang tidak kuasa menolongnya. Salim dijemput paksa saat tengah menggedong cucu di kediamannya. Para preman ini mengikat salim dan menyeretnya menuju balai desa. Selain diseret, Salim juga dihajar dengan pukulan dan senjata selama perjalanan. Gerombolan ini terus melakukan adegan brutal kepada Salim. Di dalam balai desa, Salim disetrum dengan alat listrik yang sudah disiapkan kelompok tersebut.
Meski berada di dalam ruangan balai desa, tak satu pun perangkat desa yang keluar menghentikan aksi ‘gila’ tersebut. Salim Kancil pun tewas dalam aksi tak berperikemanusiaan itu. Salim tewas dalam kondisi telungkup di antara batu dan kayu berserakan di dalam ruangan balai desa.