Daripada Hand Sanitizer Dokter Sarankan Anak Rajin Cuci Tangan
RIAU24.COM - Para ahli menyarankan bahwa hand sanitizer sebaiknya hanya digunakan di tempat-tempat di mana sabun dan air tidak tersedia. Meskipun hand sanitizer dapat membunuh virus dan bakteri tertentu, hand sanitizer tidak membersihkan tangan seperti mencuci tangan.
"0-5 tahun, 6-18 tahun sangat rendah kena COVID-19 tapi jangan heran, apa yang mereka rekam dan lakukan sejak dini akan dilakukan saat dewasa. Artinya kalau nggak biasakan anak-anak cuci tangan pakai sabun, itu nggak akan biasa. Ini kita lakukan agar anak-anak kita bisa hidup dengan bersih dan sehat," kata Ketua PDUI Komisariat Jakarta Selatan, Dr. Efmansyah Iken Lubis, MM dikutip dari SINDOnews. Sabtu 17 Oktober 2020.
Dr. Iken menekankan para orang tua untuk menghapus paradigma lama berupa cuci tangan hanya dilakukan sebelum makan atau keluar toilet saja. Idealnya, cuci tangan dilakukan sebisa mungkin karena mengingat tangan merupakan anggota tubuh yang paling kotor.
"Pada saat tangan kotor, langsung kucek mata dan hidung itu kuman bisa masuk. Ini paradigma yang harus diubah, cuci tangan jangan habis makan dan keluar dari WC aja tapi abis main juga. Apalagi sekarang anak-anak udah pegang gadget," ujar Dr. Iken.
"Nggak ada gadget yang steril dari kuman dan bakteri. Karena itu setelah melakukan kegiatan, ajarkan cuci tangan sehingga saat dewasa terbiasa," sambungnya.
Lebih lanjut Dr. Iken menjelaskan bahwa cuci tangan idealnya menggunakan sabun dan air mengalir. Sabun dapat menghancurkan virus yang mengandung lemak yang jika menempel di telapak atau punggung tangan akan sulit hilang, jika tidak menggunakan sabun.
"Virus corona agak unik. Virus ini ada RNA dan protein atau lemak. Lemak si virus ini jadi kekuatan dan kelemahan virus. Lemak dia gampang nempel di telapak tangan dan punggung tangan dan akan susah hilang walaupun guyur dengan air. Makanya diperlukan sabun yang bisa menghancurkan lemak virus," tandasnya.