Didemo Rakyatnya, Presiden Kirgistan Sooronbay Jeenbekov Pilih Mengundurkan Diri
RIAU24.COM - Presiden Kirgistan Sooronbay Jeenbekov mengundurkan diri pada Kamis 15 Oktober 2020. Pengunduran diri Sooronbay dipicu setelah 10 hari kerusuhan yang dipicu oleh pemilihan parlemen yang disengketakan.
Ketika pengunjuk rasa mendekati kediaman resmi, Sooronbay Jeenbekov tiba-tiba mengundurkan diri. Dia mengatakan tidak ada yang lebih disayangi selain nyawa setiap warga negaranya.
"Saya tidak bergantung pada kekuasaan. Saya tidak ingin turun dalam sejarah Kirgistan sebagai presiden yang menumpahkan darah dan menembak warganya sendiri," kata Jeenbekov yang diposting di situs kepresidenan mengutip dari Suara Pembaruan. Jumat 16 Oktober 2020.
Jeenbekov adalah presiden ketiga yang digulingkan dalam pemberontakan populer sejak Kirgistan memperoleh kemerdekaan pada tahun 1991.
Tidak seperti empat negara Asia Tengah lainnya yang muncul dari Uni Soviet, Kirgistan, dengan populasi 6,5 juta, memiliki pluralistik. Politik kehidupan Kirgistan terkait dengan tradisi berbasis klan yang kuat.
Negara pegunungan yang terkurung daratan, yang berbatasan dengan Tiongkok, menjadi tuan rumah pangkalan udara Rusia dan menerima jutaan bantuan keuangan dari Kremlin.
Selama lebih dari satu dekade, Amerika Serikat juga mengoperasikan pangkalan udara di Kirgistan untuk mendukung operasi di Afghanistan, hingga terpaksa ditutup pada tahun 2014 di bawah tekanan dari Rusia.