Manfaatkan Teknologi Satelit untuk Lindungi Gajah Sumatra
RIAU24.COM - Pergerakan kelompok-kelompok gajah di kantong habitat Balai Raja, Giam Siak Kecil, dan Petapahan di Provinsi Riau bakal dapat dipantau secara real time. Langkah progresif ini menyusul bantuan sistem navigasi berbasis satelit berupa tiga GPS Collar yang diserahkan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Dengan mengalungkan alat tersebut, pergerakan kawanan gajah dapat dipantau melalui satelit sehingga potensi konflik dengan manusia dapat dimitigasi secara dini.
Serah terima bantuan GPS Collar tersebut dilakukan oleh Sr. VP Corporate Affairs PT CPI Wahyu Budiarto kepada Kepala BBKSDA Riau Suharyono melalui sebuah acara semivirtual yang digelar di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (13/10). Acara tersebut juga disaksikan oleh Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial (BPEE) Ir. Asep Sugiharta, M.Sc, dan Senior Manager Pertanahan SKK Migas Farida. Selain tiga GPS Collar, juga diserahkan bantuan alat kegiatan konservasi lainnya berupa 18 camera trap.
”Terobosan ini diharapkan mampu mengurangi kerentanan hidup Gajah Sumatra dan satwa liar lainnya akibat konflik maupun perburuan manusia,” ujar Wahyu Budiarto. Bantuan peralatan ini merupakan bagian dari kerja sama multipihak antara KLHK, PT CPI, dan Perkumpulan Gajah Indonesia (PGI) dalam upaya penyelamatan Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). ”Kerja sama penyelamatan Gajah Sumatra ini selaras dengan salah satu nilai perusahaan kami, yakni Melindungi Manusia dan Lingkungan,” lanjut Wahyu Budiarto.
Dirjen KSDAE Wiratno mengharapkan kerja sama multipihak ini dapat menjadi model konservasi Gajah Sumatra di daerah lainnya. Upaya konservasi seperti ini harus menjadi gerakan bersama, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. “Bantuan GPS Collar dan camera trap ini adalah bentuk kepedulian dari berbagai pihak termasuk private sector (sektor swasta, Red.) tentang keselamatan satwa liar kebanggaan kita. Saya mengucapkan terima kasih kepada BBKSDA Riau dan tim bersama mitra-mitra dan berharap kita dapat memonitor pergerakan gajah secara langsung,” tutur Wiratno dalam arahannya.
Nota Kesepahaman di antara para pihak ditandatangani pada Februari 2020 lalu. Di samping pemasangan GPS Collar dan camera trap, kerja sama tersebut juga mencakup pemantauan populasi dan pembinaan habitat khususnya di Hutan Talang yang berada di area yang dikelola oleh PT CPI.