Pemetaan Gua Langkik Tujuoh di Desa Tanjung Kampar
Pemetaan Gua tembus ini di pimpin oleh Natasya/Tutud (NPW.169) sebagai Leader, Alfatlian/Ajod (NPW.160) sebagai shooter, Fikri/Bob (NPW.167) sebagai pointer dan notulen, Aby/Rodik (NPW.177) sebagai deskriptor dan Deni/Godok (NPW.084) sebagai eksplorer. Pemetaan Gua dimulai dari mulut Gua yang memanjang kesamping tapi memiliki atap yang sangat rendah sehingga untuk masuk ke dalam Gua ini kita harus berjalan jongkok dengan menuruni bebatuan, setelah itu kita menjumpai 2 cabang lorong dimana kedua lorong tersebut mengarah ke sebuah bilik Chamber. Chamber tersebut di huni oleh kelelawar yang jumlahnya ribuan, sehingga yang seharusnya kita bisa berdiri di Chamber tersebut membuat kita harus duduk jika tidak ingin tertabrak oleh kelelawar. kami juga menemukan beberapa jarum bulu landak dan beberapa lorong sarang dari landak tersebut. Di ujung di dekat pintu kedua Gua Tembus terdapat air yang keluar dari rekahan atapnya, air nya sangat jernih tetapi tidak di rekomendasikan untuk diminum di karenakan kita tidak mengetahui apakah air ini sudah terkontaminasi oleh Guano (kotoran kelelawar) dll. Pemetaan berjalan lancar walaupun di luar Gua hujan, kami selamat bisa berteduh di karenakan Gua tembus ini memiliki tipe Gua kering. Setelah pengambilan data pemetaan selesai semua tim kembali ke camp untuk istirahat sholat dan makan dan dilanjutkan dengan briefing untuk kegiantan esok.
Minggu 27/9 setelah sarapan dan persiapan tim bergerak menuju bukit piang. Kali ini ada sedikit perubahan anggota pemetaan yaitu Wahyudi/We (NPW.161) sebagai Deskriptor. Gua ke-2 yang akan di eksplore yaitu Gua Puputan dengan pintu vertikal setinggi 10.5 meter. Dari cerita warga sekitar dahulunya Gua ini menghisap udara sekitar pada pukul 10.00–11.00 WIB lalu seperti menghembuskan udara keluar pada pukul 14.00 – 13.00 WIB karena itu Gua ini diberi nama Gua Puputan yang berasal dari kata Pupuik (Alat Musik Tiup). Setelah itu ada seorang datok menyemblih se-ekor hewan yang tidak diketahui hewan nya lalu di berikan seperti persembahan, setelah itu tidak ada lagi di jumpai Gua tersebut menghisap dan menghembuskan udara sekitar nya ucap pak Safrizon.
Pagi itu setelah semua persiapan untuk turun selesai tim langsung menuruni mulut vertikal Gua tersebut dengan hati-hati dan safety. Lalu di sambut langsung dengan celah sempit sebagai awalan untuk masuk lorong dalam Gua puputan, saat memasuki Gua tim langsung di sambut oleh burung hantu dan seekor kura-kura dan bau Guano (kotoran kelelawar). Gua ini memliki lorong pipih yang sempit sehingga tim melakukan pemetaan dengan cara merayap. Di ujung Gua ini ada sebuah Chamber yang mana di Chamber ini kita dapat duduk. Tidak ada masalah yang terjadi hingga pemetaan selesai, tetapi saat tim menuju keluar salah seorang tim menemukan celah yang sangat sempit di patahan lorong langsung lah tim mengeksplore bagian tersebut dan setelah mencoba masuk dengan susah kita menemukan lorong yang panjang nya sekitar 20 meter dengan atap yang sangat tinggi. Atap tersebut di penuhi kelelawar dan bulu landak yang sudah lapuk, kami juga menemukan Chamber yang luasnya sekitar setengah lapangan bola yang atap Gua nya sangat rendah sehingga untuk mengelilingi Chamber tersebut kita harus merayap dan pemetaan Gua ini akan di lanjutkan esok hari. Hingga sore datang kami kembali ke camp untuk ishoma.
Pagi itu setelah semua persiapan untuk turun selesai tim langsung menuruni mulut vertikal Gua tersebut dengan hati-hati dan safety. Lalu di sambut langsung dengan celah sempit sebagai awalan untuk masuk lorong dalam Gua puputan, saat memasuki Gua tim langsung di sambut oleh burung hantu dan seekor kura-kura dan bau Guano (kotoran kelelawar). Gua ini memliki lorong pipih yang sempit sehingga tim melakukan pemetaan dengan cara merayap. Di ujung Gua ini ada sebuah Chamber yang mana di Chamber ini kita dapat duduk. Tidak ada masalah yang terjadi hingga pemetaan selesai, tetapi saat tim menuju keluar salah seorang tim menemukan celah yang sangat sempit di patahan lorong langsung lah tim mengeksplore bagian tersebut dan setelah mencoba masuk dengan susah kita menemukan lorong yang panjang nya sekitar 20 meter dengan atap yang sangat tinggi. Atap tersebut di penuhi kelelawar dan bulu landak yang sudah lapuk, kami juga menemukan Chamber yang luasnya sekitar setengah lapangan bola yang atap Gua nya sangat rendah sehingga untuk mengelilingi Chamber tersebut kita harus merayap dan pemetaan Gua ini akan di lanjutkan esok hari. Hingga sore datang kami kembali ke camp untuk ishoma.