Menu

Berikut Tanggapan Direktur Politeknik Bengkalis Soal Dihinanya Ratusan Mahasiswa Saat Unras UU Ciptaker

Dahari 13 Oct 2020, 00:37
Unjukrasa Mahasiswa Gempur tolak UU Ciptaker
Unjukrasa Mahasiswa Gempur tolak UU Ciptaker

RIAU24.COM - BENGKALIS - Terkait adanya dugaan penghinaan terhadap Mahasiswa Politeknik negeri Bengkalis saat melakukan unjukrasa menolak undang undang Omnimbus Law pada 8 Oktober 2020 lalu oleh dua orang perempuan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Politeknik negeri Bengkalis Jhony Custer menyayangkan dengan sikap dua orang perempuan tersebut. Hal itu saat Direktur Poltek Bengkalis dikonfirmasi Riau24.com melalui via WhatsApp nya.

"Bagi Polbeng sendiri, kami memaklumi adanya pro dan kontra terhadap Undang Undang Cipta Kerja. Namun seharusnya dua cewek itu dalam memberikan pernyataan sebaiknya memperhatikan sopan santun dan tata krama,"ujar Jhony Custer, Selasa 13 Oktober 2020.

Menurutnya, Politeknik Bengkalis tidak lelah untuk mencoba hal atau cara baru dalam mendidik anak anak mahasiswa. Demi menghantarkan mereka tangguh dan mampu menuju masa depan yang penuh tantangan. Apalagi dengan kompetensi dan ketrampilan yang insya Allah tercetak dan tercipta ketika mereka lulus nantinya.

"Hidup anak anak, sejak saat ini hingga kelak kedepannya, sudah dipengaruhi oleh banyak hal yang positif dan negatif. Dalam hal ini, kita wajib hadir semaksimal mungkin serta berperan meng-injeksi hal hal baik atau positif,"ucap Jhony.

"Apalagi, sikap dan perilaku dan sepak terjang mereka itu di medsos hingga didunia nyata, akan jadi feedback bagi perjuangan membangun pendidikan vokasi,"Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan dimudahkan untuk tidak lelah mencintai anak-anak didik kita dan masa depan gemilangnya,"ujarnya.

Sebuah video yang sempat viral berdurasi 22,54 detik di Instagram dan beredar melalui via WhatsApp yang merupakan dua orang gadis saat berada didalam mobil yang diduga menghina ratusan mahasiswa yang menggelar aksi unjukrasa didepan kantor DPRD Bengkalis.

Sebelumnya, dalam Video diakun Instagram tersebut berinisial SF dengan mengatakan sedikit pusing sama Mahasiswa Kabupaten yang ikut ikutan demo. 

"Sedikit pusing sama Mahasiswa Kabupaten yang ikut ikutan demo. Padahal yang didemo nggak ada sangkut pautnya ya kan,"ujarnya dalam videonya tersebut. Dan langsung dijawab pusing pusing, kasian kadang,"ujarnya lagi.

"Alamak, kawan politeknik dan tak bermerek. Suka heran suka heran, padahal kan kabupaten kan nggak bisa apa apakan gay, kok bisa bisanya ikut ikutan demo gitukan, aduh suka pusing kita tuh,"ucapnya lagi.

Ternyata setelah ditelusuri Riau24.com dua orang gadis tersebut adalah anak salah seorang anggota Dewan Perwakikan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis bernama Firman yang duduk di komisi IV DPRD dari partai PPP.

Firman ketika dikonfirmasi Riau24.com saat itu membenarkan bahwa dua orang gadis tersebut adalah anaknya,"Apakah benar ini anak abang," Iyo,"jawab firman singkat.

Kemudian kembali disinggung dan dimintai pendapat sebagai orang tuanya tentang video itu, Firman hanya memberikan jawabannya," Apo namanyo ??,"ucapnya.

Sementara itu, Asnawi Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Politeknik Bengkalis mengaku sudah mengetahui dengan beredarnya video tersebut, beliau merupakan anak seorang anggota DPRD.

"Beliau merupakan anak anggota DPRD sekarang, seharusnya mendukung untuk aksi ini agar rakyat tidak ditindas karena UU yang disahkan oleh DPR-RI. Padahal bapaknya seorang perwakilan rakyat di Bengkalis, jadi bisa membantu untuk menolak dan membatalkan disahkannya Omnimbus Law ini,"ujar Asnawi, Jumat 9 Oktober 2020 lalu.

"Kalau dia menyepelekan atau menghina Mahasiswa yang dibuat dalam video itu menyangkut DPRD tidak bisa apa apa di sini, ya buat apa ada perwakilan daerah. Kan tidak masuk akal jika kami harus mengadu langsung ke DPRD-RI,"kesal Asnawi lagi.

Dalam hal tersebut, Asnawi berharap dirinya sebagai mahasiswa Poltek Bengkalis menegaskan bahwa SF (gadis red,) harus secara langsung meminta maaf dengan ratusan Mahasiswa yang melakukan aksi kemarin.

"Dia harus meminta maaf secara langsung dengan mahasiswa poltek dan ratusan mahasiswa yang ikut menggelar aksi. Dia tidak pantas bicara seperti itu. Jika permintaan kami tidak diindahkan maka kami siap akan membawa hingga keranah hukum atas omongannya itu, ini kami menilai dia menghina perjuangan ratusan mahasiswa yang aksi kemarin,"tegas Asnawi saat itu.