Berikut Cara Mengendalikan kemarahan Menurut Imam al-Ghazali
2. Menghadapi amarah
Menghadapi kemarahan dengan menahan diri dari berdasarkan pengetahuan dan praktik. Aspek ilmu pengetahuan adalah bahwa orang yang sedang marah perlu mengetahui bahwa ia harus marah hanya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan yang bertentangan dengan keinginan (perintah) Tuhan, bukan marah karena keinginan pribadinya.
Apalagi perlu diketahui bahwa murka Tuhan padanya lebih besar dari pada amarahnya pada hal lain. Ini didasarkan pada ketidaktaatan yang dia lakukan. Jadi, mengapa orang lain marah ketika mereka menentang perintahnya padahal itu adalah kesalahannya yang lebih besar karena menentang perintah Tuhan?
Aspek amalan adalah perlunya mengucapkan ta'awwuz (a'uzu biLlah min al-syaitan al-rajim) karena dia tahu bahwa amarah itu berasal dari setan. Jika masih kurang tenang perlu duduk jika berdiri dan perlu berbaring jika sedang duduk.
Pasalnya, perubahan posisi tersebut dapat memengaruhi ketenangan pikirannya. Jika tidak berhasil, cobalah wudhu. Juga, dengan cara yang tidak terduga, cobalah untuk memukul pipi Anda sendiri dengan tanah untuk menghilangkan harga diri yang merupakan faktor utama sifat pemarah itu. Agar ia sadar bahwa dirinya hina dan tidak pantas sombong.
Semoga cara yang digariskan oleh Imam al-Ghazali untuk mengelola sifat amarah bisa dipraktekkan oleh pembaca.