Presiden Duterte Sebut Operasi Anti-Narkoba Bukan Penyebab Tewasnya Ribuan Pengedar dan Gembong Narkoba Filipina
RIAU24.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (5 Oktober 2020) malam tidak membantah ada kematian brutal terkait narkoba di negaranya. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Duterte menyebut bahwa dia pernah berusaha mencari tahu mengenai kebenaran informasi tentang kematian-kematian itu.
zxc1
Dilansir dari Okezone, hanya saja Duterte membantah tewasnya ribuan pengedar narkoba di Filipina akibat operasi pemberantasan narkotika yang dia gelar.
Duterte mengatakan pernah diinfokan ada sejumlah pengedar narkoba kemungkinan mati akibat persaingan antar sindikat. Atau disebabkan pencurian uang hasil transaksi jual-beli narkoba.
zxc2
VOA melaporkan lebih dari 5.800 tersangka pengedar narkoba tewas. Serta 256 ribu lainnya telah ditangkap sejak Duterte menjabat Presiden Filipina pada pertengahan 2016. Kelompok-kelompok HAM menduga, kebanyakan dari tersangka yang tewas itu akibat pembunuhan yang direncanakan.
Namun Duterte serta kepolisian Filipina tegas membantah tudingan itu dan menyebut para pengedar yang tewas karena melawan saat akan ditangkap.
Tetapi Presiden Filipina Duterte tetap menolak, bahkan menyebut seruan itu sebagai upaya campur tangan terhadap urusan dalam negaranya.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sedang mengevaluasi gugatan-gugatan tentang kemungkinan adanya kejahatan kemanusiaan terkait operasi pemberantasan narkoba di Filipina semenjak Duterte berkuasa.
Tetapi, belum ada keputusan apakah sudah ada cukup bukti agar bisa memulai penyelidikan resmi.