BKKBN Akan Membantu Satgas COVID-19 Dalam Mensosialisasikan Protokol Kesehatan 3M
RIAU24.COM - Sudah tujuh bulan sejak Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret. Namun, di tengah meningkatnya jumlah kasus baru, survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dari 7 hingga 14 September 2019. menemukan bahwa 17 persen responden percaya bahwa mereka tidak akan tertular virus. “Merupakan tantangan bagi [satuan tugas] untuk memberi tahu publik bahwa COVID-19 itu nyata dan bukan konspirasi,” kata kepala satuan tugas COVID-19 nasional Doni Monardo dalam pertemuan virtual pada hari Jumat.
Sonny Harry B Harmadi, Ketua Satgas Perubahan Perilaku COVID-19, menambahkan Indonesia memiliki jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang terbatas. “Jika kita tidak menghentikan penularan, jumlah kasus akan terus meningkat. Dengan fasilitas yang terbatas, kami akan menghadapi masalah [serius], ”katanya.
Oleh karena itu, Satgas COVID-19 nasional telah meminta kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk membantu sosialisasi protokol kesehatan 3M. 3M adalah singkatan dari “menggunakan masker” (pemakaian masker), “cuci tangan” (cuci tangan), dan “menjaga jarak” (social-distancing).
Protokol kesehatan ini dianggap efektif dalam mencegah individu tertular COVID-19. Untuk program tersebut, BKKBN akan melibatkan sekitar 22.000 konsultan keluarga berencana, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS. Dengan menargetkan keluarga, individu, dan komunitas, mereka akan mendidik orang di 34 provinsi tentang pentingnya mempraktikkan 3M.
Sonny mengatakan, penyebaran informasi tidak akan berulang kali mendorong masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Namun, mereka ingin memastikan bahwa masyarakat memahami manfaat penerapan protokol kesehatan tersebut.
Sonny menambahkan bahwa mereka harus mengubah pola pikir masyarakat terhadap program 3M dan BKKBN berpotensi untuk berhasil mempromosikannya. “[Publik] perlu mengetahui manfaat [3M], karena tindakan didasarkan pada keyakinan. Ini mirip dengan keberhasilan program KB [desa KB], di mana [BKKBN] mengubah paradigma, menganjurkan [pola pikir] bahwa dua anak sudah cukup, ”jelasnya.