Bahkan Boruto Lebih Demokratis, Tidak Mau Mendirikan Dinasti Politik Walau Kakek dan Ayahnya Seorang Hokage
RIAU24.COM - Jelang Pilkada serentak 2020, santer terdengar berita-berita dinasti politik. Semua dikait-kaitkan dengan sejumlah elite politik yang mendukung keluarga dekat turut kontestasi Pilkada 2020.
Sebut saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merestui anaknya, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo. Sementara menantunya, Bobby Nasution, maju di Pilkada Kota Medan.
zxc1
Wakil Presiden Ma'ruf Amin turut menjadi buah bibir setelah putrinua Siti Nur Azizah maju di pilkada Tangerang Selatan (Tangsel). Ada lagi keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menjadi Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
zxc2
Mengenai dinasti politik, manga Jepang Boruto juga tak terlepas dari hal itu. Dimana Boruto adalah anak dari Naruto yang notabene Hokage ke 7 dari Desa Konohagakure.
Sementara Naruto merupakan anak dari Minato yang merupakan pahlawan Konoha dan seorang Hokage ke-4. Artinya Boruto adalah juga cucu seorang Hokage.
"Kau yang akan menjadi Hokage kan? Kalau begitu aku berperan jadi pendukung. Dan melakukan apapun untuk melindungmu," kata Boruto kepada Sarada saat di atas patung Hokage Konoha.
"Bagiku Hokage tidak lebih dari sekedar jalan. Karena kakek dan ayahku adalah seorang hokage. Aku tidak mau berjalan di jalan yang sama dengan mereka," lanjut Boruto kemudian.
Dari kalimat itu seolah manga Boruto ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya tidak ingin terjebak pada dinasti politik. Dimana jika keluarganya adalah penguasa maka dirinya harus jadi penguasa berikutnya atau dinasti politik.
Manga Boruto masih menarik disimak sebab chapter 50 yang telah rilis menunjukkan pertarungan Boruto melawan Isshiki Otsutsuki yang telah bangkit sepenuhnya. Bagaimana kelanjutannya? Nantikan saja pada Boruto Chapter 51 yang dijadwalkan rilis akhir Oktober 2020 ini.