RIAU24.COM -  Belgia, salah satu negara Eropa yang paling terpukul oleh virus korona, pada hari Rabu melaporkan jumlah kematian akibat pandemi telah melampaui 10.000. Negara yang berpenduduk 11,5 juta itu mencatat 10.001 kematian pada Rabu, 14 lebih banyak dari pada 24 jam sebelumnya.

Infeksi yang dilaporkan naik menjadi 117.115 dari 115.353, kata lembaga penelitian Sciensano.

Sejak dimulainya pandemi tujuh bulan lalu, pihak berwenang Belgia telah memasukkan sebanyak mungkin kasus ke dalam jumlah korban, menambah korban jiwa di rumah sakit dan rumah perawatan, dan orang-orang yang kematiannya mungkin disebabkan oleh virus tetapi tidak diuji.

Selama puncak pandemi pada bulan April, Belgia mencatat lebih dari 250 kematian setiap hari selama sekitar 10 hari, menurut Sciensano. Korban tewas melampaui 5.000 pada bulan April. Sejak musim panas, kapasitas pengujian telah ditingkatkan, yang menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah kasus positif yang tercatat, terutama pada bulan September ketika orang kembali bekerja dan sekolah setelah liburan musim panas.

Jumlah kematian harian telah meningkat sejak awal bulan ini, dari tiga menjadi rata-rata 7-8 dalam beberapa hari terakhir, dengan orang tua dan mereka yang kesehatannya buruk semakin meningkat di antara mereka yang terinfeksi.

Orang tua di sekitar 1.500 panti jompo sangat terpukul oleh pandemi tersebut. Fasilitas-fasilitas ini telah mencatat sekitar setengah dari kematian, menurut angka resmi. Ini meningkat menjadi sekitar dua pertiga, atau 64 persen, jika penghuni panti jompo yang meninggal di rumah sakit dimasukkan, menurut Doctors Without Borders (MSF).