Meskipun Dibenci, Ternyata PKI Memiliki Jasa yang Dilupakan Oleh Indonesia, Ini Buktinya...
RIAU24.COM - Tanggal 30 September selalu dikenang sebagai salah satu peristiwa besar yang bersejarah di Indonesia. Partai Komunis Indonesia atau PKI selalu menjadi perbincangan selama bulan September. G30S, isu PKI selalu muncul kembali. Tapi tahukah Anda, di balik kontroversi tentang benar atau tidaknya PKI sebagai dalang peristiwa G30S, kita tidak bisa memungkiri jika PKI telah menjadi bagian dari sejarah perjuangan Indonesia.
Berikut ini beberapa fakta tentang PKI yang kini menjadi momok masyarakat Indonesia, yang harus Anda ketahui :
Diketahui, komunisme masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1920-an. Diawal pembentukan, organisasi ini bernama Serikat Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Persatuan Vakbonded Hindia) yang dibentuk pada 1922 atas inisiasi Tan Malaka dan Semaun. Namun seiring berjalannya waktu, dua tahun kemudian, Serikat Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Partai tersebut bertujuan untuk melawan kesewenang-wenangan pemerintah Belanda, meskipun saat itu partai ini masih sangat kecil dan memiliki sedikit pengikut dibandingkan dengan partai-partai komunis seperti Partai Komunis yang ilegal seperti Partai Buruh Indonesia (PBI), dan Partai Sosialis dalam satu bendera yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948.
Dalam pembentukan pertama, Semaun menjadi ketua pertama organisasi komunis di Indonesia pada sekitar tahun 1920 hingga pertengahan 1924. Dan di tahun 1926 hingga 1948, Musso dan Alimin menjadi petinggi PKI. Dan pada akhir tahun 1949, PKI kembali beroperasi setelah peristiwa Madiun 1948 dengan diketuai oleh DN Aidit. Aidit diketahui memimpin PKI hingga organisasi tersebut dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah Orde Baru.
Dibawah kepemimpinan PKI, partai tersebut memiliki anak organisasi :
1. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat),
2. SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia),
4. BTI (Barisan Tani Indonesia).
Sejak tahun 1926, PKI melakukan pemberontakan pertama terhadap pemerintah Kolonial Belanda, karena pemerintah kolonial Belanda bertindak sewenang-wenang terhadap orang-orang Indonesia. Dan 22 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948, pemberontakan kedua dilakukan PKI yang dipimpin Musso. Saat itu, Musso hendak mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Dan pemberontakan paling besar dilakukan PKI pada tahun 1965 yang dipimpin DN Aidit. Aidit melakukan pemberontakan sebab ingin mengudeta presiden Soekarno.
Meskipun kontroversi, ternyata PKI juga memiliki jasa terhadap negara. Seperti dilansir dari Historia, Semaun sempat mengenalkan dan mengajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia di Moskow, Rusia pada sekitar tahun 1926. Selain itu, Tan Malaka juga mendirikan sekolah-sekolah gratis untuk rakyat yang tidak mampu.