Mantan Satgas Covid-19 ini Sebut Ada Pihak yang Berusaha Kecilkan Jumlah Kematian Covid
RIAU24.COM - Mantan Kepala Bidang Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Akmal Taher mengatakan jika ada beberapa pihak yang berupaya untuk mengecilkan angka kasus kematian pasien terinfeksi Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
"Jadi memang ada yang berusaha agak mengecilkan jumlah kematian karena Covid-19. Tapi itu kan berbahaya, seakan-akan kita bilang prevalensi seperti itu, menularnya sedikit jadinya," ujar Akmal dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin, 28 September 2020 dalam Obrolan Kawal Episode 6 yang disiarkan melalui kanal Youtube CISDI TV.
Hal itu disampaikan dia untuk merespons tentang perubahan definisi kematian di Indonesia yang sempat mencuat beberapa waktu lalu.
Diketahui, Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Ekonomi Kesehatan, M. Subuh, menyebutkan jika perlunya meredefinisi kasus meninggal Covid-19. Menurutnya, pasien meninggal bisa disebabkan Covid-19 atau penyakit penyerta.
Akmal menilai, definisi kematian yang digunakan saat ini merupakan artian yang telah sama-sama disepakati berdasarkan kajian epidemiologis dalam menghadapi sebuah pandemi.
"Kita pakai definisi jelas tentang dalam keadaan wabah secara epidemiologis," ujarnya.
Akmal juga meminta agar definisi kematian dan perihal angka kematian akibat Covid-19 tak perlu menjadi sebuah polemik. Karena, hal itu dapat berimbas pada hoaks.
Akmal pun merespons berbagai 'slentingan' publik seperti angka kematian murni akibat Covid-19 di Indonesia hanya sekitar enam persen saja. Publik menilai ada permainan dalam pemerintah dan sistem kesehatan Indonesia perihal kematian pasien Covid-19 yang berujung pada bisnis.
Ia pun menganalogikan dengan pasien yang memiliki komplikasi penyakit stroke, jantung, dan diabetes. Ketika pasien itu meninggal, lanjutnya, beberapa orang pun bisa menyebutnya meninggal karena diabetes.
"Kalau dia karena imun system-nya rendah kemudian kena Covid-19 dan dia lebih cepat meninggal dibandingkan yang lain, ya kita bisa sebutlah itu penyebab [kematian]-nya Covid-19," kata Akmal.
"Yang tidak boleh adalah dimasukkannya orang Covid OTG (orang tanpa gejala), yang kemudian tabrakan dan meninggal saat mau di bawa ke RS," sambungnya.