RIAU24.COM -  Diperkirakan empat hingga enam juta ranjau darat telah diletakkan di Kamboja saja sejak tahun 1970-an, dengan sekitar tiga juta ranjau lagi yang masih belum ditemukan. Sayangnya, ranjau darat ini adalah penyebab di balik 64.000 korban yang meninggal dan untuk memerangi ini, seekor tikus bernama Magawa, dilatih untuk menyelamatkan hal itu.

Magawa, seekor tikus berkantong raksasa Afrika, telah berhasil mengendus 39 ranjau darat dan 28 amunisi yang tidak meledak dalam karirnya dan karena itu, ia dianugerahi medali emas bergengsi dari Pemerintah Kamboja atas kontribusinya.

Menurut BBC, Magawa dilatih oleh badan amal Apopo yang terdaftar di Belgia yang berbasis di Tanzania untuk mendeteksi ranjau darat dan tuberkulosis sejak tahun 1990-an.

Magawa dapat menyaring area seluas 200 meter persegi hanya dalam 30 menit. Area yang seukuran lapangan tenis membutuhkan waktu empat hari bagi manusia untuk mendeteksi ranjau darat secara manual. Hingga saat ini, Magawa disebut-sebut telah berhasil mendeteksi ranjau darat seluas kurang lebih 141.000 meter persegi atau setara dengan luas 20 lapangan sepak bola.

Setelah ranjau terdeteksi, tikus yang terlatih akan menggaruk permukaan tanah sebagai sinyal ke pengontrol. Karena ukurannya yang kecil, tikus dipercaya memiliki risiko yang jauh lebih kecil saat melewati area yang dipenuhi ranjau darat. Magawa dikatakan mendekati masa pensiunnya dan akan segera digantikan oleh tikus yang baru dilatih.