Syarifah Sembilan Diabadikan Sebagai Nama Taman Ruang Terbuka Hijau di Sungai Apit
RIAU24.COM - SIAK- Nama Syarifah Sembilan diabadikan menjadi nama taman di kecamatan Sungai Apit. Taman dalam program Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu baru diresmikan Bupati Siak Alfedri.
Setelah peresmian, banyak pihak yang heran dengan munculnya nama Syariaf Sembilan. Sebab, nama itu sama sekali tidak familiar di telinga masyarakat Siak secara umum. Banyak juga yang menilai Pemkab Siak keliru dengan penamaan taman sehingga memberi nama dengan nama legendaris yang tidak popular. Bahkan ada yang meragukan jika Syarifah Sembilan hanyalah tokoh imajiner dalam cerita-cerita rakyat Melayu Siak.
zxc1
Camat Sungai Apit, Wahyudi mengatakan, Syarifah Sembilan adalah tokoh penting dalam sejarah kerajaan Siak. Ia mengakui nama itu belum dikenal secara umum oleh masyarakat. Karena itu pula, Pemkab Siak ingin mengangkat nama tokoh perempuan itu agar dikenal secara luas.
Wahyudi memaparkan, Syarifah Sembilan adalah Srikandi kerajaan Siak pada zaman Raja Kecik. Ia yang menjaga pintu masuk ke Sungai Siak di kampung Tanjung Kuras.
zxc2
Dari berbagai literatur, srikandi ini mengusir penjajah dengan cara yang unik, yaitu dengan tarian Zapin. Tarian Zapin Syarifah Sembilan ini pernah ditampilkan pada acara Festival Siak Bermadah 2010 yang dibawakan oleh peserta dari kecamatan Sungai Apit.
"Artinya, di Sungai Apit sendiri sebenarnya sudah diketahui orang cerita tentang Syarifah Sembilan. Tinggal lagi mengangkat kisahnya agar kita semua semakin tahu tentang sejarah kita," kata dia.
Dalam keterangannya, Syarifah Sembilan tercatat di Disdikbud Siak sebagai salah satu situs sejarah di kabupaten Siak. Syarifah Sembilan merupakan salah satu pejuang dari kalangan Srikandi di zaman Raja Kecik.
Syarifah Sembilan bertugas di benteng yang berada di Tanjung Kuras (sekarang kampung Tanjung Kuras) untuk menjaga kualo pintu masuk Siak.
Syarifah sembilan juga ikut berperang melawan tentara Portugis. Syarifah Sembilan ini berada di kapal perang di Kualo Siak. Ia masuk ke kapal perang Portugis sebagai seorang penari Zapin untuk menghibur tentara portugis.
Dalam kerajaan Siak, Syarifah mempunyai peran yang sangat penting dan strategis. Ia berhasil memainkan peran ganda untuk menumbangkan lawan.
Makam Syarifah Sembilan itu berada di Kampung Tanjung kuras. Rencananya malam legenda perempuan Siak ini akan dijadikan Cagar Budaya kabupaten Siak.
“Taman ini sudah ramai dikunjungi masyarakat, bahkan sampai mengalahkan Disney Land,” seloroh Wahyudi di sela -sela peresmian taman itu.
Pihaknya sudah mengusulkan makam itu masuk ke situs cagar budaya, dan sudah ditelusuri sampai ke Tanjung Kuras. Bukti sejarahnya ada tiga makam di kampung tersebut, pertama makam Syarifah Sembilan, Makam Guru Ngaji dan makam Empang Kualo.
"Saya kira, mari kita besarkan nama ini agar banyak orang yang penasaran dengan perjuangannya. Taman ini dinamakan Syarifah Sembilan sangat baik dan namanya sangat unik," kata dia.
“Dulu saat pertama bertugas sebagai pegawai, di Sungai Apit inilah saya belajar membuat surat untuk pertama kalinya” kata Alfedri.
Ia bilang, banyak hal yang ia pelajari di Sungai Apit, seperti praktik pengabdian pada masyarakat dan bahkan pernah menjadi juri MTQ kecamatan pada cabang pidato.
“Kami banyak belajar di Sungai Apit ini," ucapnya.
Terkait taman atau ruang terbuka publik itu, Alfedri menjelaskan manfaatnya adalah untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (estetika) serta sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat.
“Mudah-mudahan suatu saat Sungai Apit ini akan menjadi perkotaan yang kita dibanggakan, atau kota masa depan yang tentunya sudah harus disiapkan dari sekarang,” jelasnya.
Mantan Kaur Kantor Camat Sungai Apit ini menuturkan, pembangunan taman tersebut menelan biaya sebesar Rp1,5 miliar.
Lokasi taman tersebut berada di bekas kantor camat lama. Sebelum dibangun taman sempat terjadi perdebatan dan akhirnya disepakati untuk dibangun taman kota.
Di ujung acara Bupati Alfedri membuka kain penutup papan nama tersebut, didampingi oleh anggota DPRD Siak, Sekretaris PU Tarukim, Sekretaris Dinas Kominfo, Kadis Kesehatan, Lurah Sungai Apit dan sejumlah penghulu dan tokoh masyarakat Sungai Apit.