Bisakah Jakarta Mengendalikan Wabah Covid-19 yang Semakin Mengamuk?
RIAU24.COM - Sejak ibu kota Indonesia, Jakarta, memberlakukan kembali pembatasan jarak sosial pada Senin lalu, pengemudi ojek Yosef mengalami penurunan pendapatan hariannya lebih dari 80 persen - beberapa hari, ia hanya mampu membawa pulang sekitar 50.000 rupiah.
Di bawah peraturan yang lebih ketat, yang dikenal secara lokal dengan akronim PSBB, sebagian besar tempat kerja harus merumahkan sebagian besar karyawannya, dan meskipun pusat perbelanjaan tetap dibuka, namun banyak rumah makan yang tidak diperbolehkan untuk dibuka.
Warga yang tertangkap di luar tanpa masker akan diserahi tugas bakti sosial atau mendapat denda mulai dari Rp 250.000.
Pembatasan yang diberlakukan sejak Senin lalu dapat diperpanjang hingga (11 Oktober) jika ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus Covid-19 - kemungkinan yang sangat mengkhawatirkan Yosef.
“Jangan diperpanjang lagi - kasihan kami yang dari kelas menengah ke bawah,” kata ayah dua anak berusia 38 tahun itu, seraya menambahkan bahwa dia sudah meminjam uang dari tetangganya untuk bertahan hidup.
Tujuh bulan setelah Indonesia melaporkan kasus pertamanya, negara ini berjuang dengan infeksi yang meningkat. Ini melaporkan 4.071 kasus baru pada hari Selasa, sehingga totalnya menjadi 252.923, dengan 9.837 kematian - jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara.