Menu

Ini Kata Pihak Kemenkes Soal Jadi Klaster Kementerian dengan Kasus Covid-19 Tertinggi

Muhammad Iqbal 21 Sep 2020, 14:56
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto

RIAU24.COM - Dikarenakan menjadi klaster kementerian untuk kasus covid-19 tertinggi, Kementerian Kesehatan sempat ramai dibicarakan. Apalagi tercatat di kementerian tersebut terdapat 252 kasus.

Dilansir dari Detik.com,  Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto menyebutkan, sudah banyak pegawai Kemenkes yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Tak hanya itu, pegawai Kemenkes disebutnya didominasi terinfeksi Corona tanpa gejala.

"Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin nggak sampai 10 orang. Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi," ujar dr Yuri, Senin, 21 September 2020.

Meskipun Kementerian Kesehatan menjadi klaster kasus virus asal China paling tinggi, penularan COVID-19 disebut Yuri bisa saja tidak berawal dari kantor.

Hal itu dikarenakan banyak pegawai yang bekerja di luar kantor Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma maupun yang membantu kontak tracing di RSD Wisma Atlet.

"Mereka lah yang kemudian terpapar. SOP sudah dijalankan dengan baik tapi risiko pekerjaan luar biasa. Ada juga pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium memang tidak pernah ketemu pasien tapi ketemu virusnya langsung," terang dr Yuri.

"Ini adalah penyakit menular yang faktor pembawa penyakitnya adalah orang. Gambaran akhir-akhir ini sudah semakin terlihat bahwa kasus-kasus yang terkonfirmasi positif dari pemeriksaan swab itu sebagian besar bahkan ada yang memperkirakan 80 persen tanpa gejala. Ini lah yang jadi problem, karena mereka tidak sakit," tambahnya.

Dia sendiri juga menyoroti petugas lab yang harus memeriksa spesimen lebih dari 1.000 setiap harinya. "Ini adalah risiko yang kita tanggung. Ini bukan tertular di kantor Kemenkes, di kantor Kementerian orangnya tinggal sedikit karena berada di pos-pos terdepan melaksanakan penanganan COVID-19," tuturnya.