Menu

Suriah Menyebut AS Sebagai Negara Nakal Atas Rencana Trump Untuk Membunuh al-Assad

Devi 17 Sep 2020, 09:23
Suriah Menyebut AS Sebagai Negara Nakal Atas Rencana Trump Untuk Membunuh al-Assad
Suriah Menyebut AS Sebagai Negara Nakal Atas Rencana Trump Untuk Membunuh al-Assad

RIAU24.COM - Suriah pada hari Rabu membalas Presiden Donald Trump dan menyamakan Amerika Serikat dengan "negara nakal" setelah dia mengatakan dia ingin membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad. "Pengakuan Trump atas langkah tersebut menegaskan bahwa pemerintah AS adalah ... negara yang nakal," kata kementerian luar negeri Suriah dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara SANA.

"Itu mengejar taktik yang sama dengan kelompok teroris seperti pembunuhan dan pembunuhan," katanya, sehari setelah Trump membuat pernyataan di acara pagi Fox & Friends.

Presiden AS itu mengatakan Menteri Pertahanannya, Jim Mattis, menentang pembunuhan al-Assad pada 2017. "Saya lebih suka membawanya keluar. Saya sudah menyiapkannya," kata Trump. "Mattis tidak ingin melakukannya. Mattis adalah jenderal yang sangat dilebih-lebihkan, dan aku melepaskannya."

Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk membunuh al-Assad setelah presiden Suriah tersebut diduga melancarkan serangan kimia terhadap warga sipil. Pada April 2017, serangan gas sarin di kota Khan Sheikhoun yang dikuasai pemberontak menewaskan lebih dari 80 orang.

Trump melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan udara rezim Shayrat, tempat serangan gas itu diduga diluncurkan.

Pernyataan Trump pada hari Selasa bertentangan dengan komentar lain yang dia buat kepada wartawan di kantor Oval pada 5 September 2018, ketika dia mengatakan bahwa membunuh al-Assad "bahkan tidak pernah direncanakan".

Pada April 2018, AS, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan balasan setelah dugaan serangan kimiawi rezim lainnya di kota Douma yang dikuasai pemberontak, dekat Damaskus. Setelah sembilan tahun perang, pemerintah Assad menguasai sekitar 70 persen Suriah. Konflik sejak 2011 menewaskan ratusan ribu orang dan membuat sekitar setengah dari populasi Suriah sebelum perang mengungsi.