Pemerintah Menyarankan Agar Tidak Memakai Masker Scuba Karena Tidak Efektif Mencegah COVID-19
RIAU24.COM - Otoritas kesehatan telah menyarankan masyarakat untuk tidak memakai masker wajah yang terbuat dari bahan tipis, seperti kain neoprene yang sering dipasarkan sebagai masker "scuba", dan syal serbaguna, dengan alasan ketidakefektifan dalam mencegah penularan COVID-19. Juru bicara satuan tugas COVID-19 nasional Wiku Adisasmito mengatakan masker dan syal “scuba” sering dibuat hanya dengan menggunakan satu lapisan kain, sehingga kurang efektif dalam menyaring tetesan pernapasan dan air liur yang membawa virus SARS-CoV-2.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa masker neoprena dapat menyelinap di bawah hidung lebih mudah daripada jenis topeng lainnya.
“Masker kain yang bagus terbuat dari kapas berlapis tiga karena kemampuannya menyaring partikel virus. Semakin banyak lapisan yang dimiliki masker, semakin baik kemampuannya untuk menyaring partikel-partikel tersebut, ”kata Wiku dalam jumpa pers, Selasa.
Ia mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker wajah dengan baik di tempat umum. Masker harus menutupi seluruh hidung, mulut dan dagu untuk efektivitas yang lebih baik dalam mencegah penularan virus, tambah Wiku.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), operator jalur komuter Jabodetabek, baru-baru ini menyarankan penumpang untuk tidak menggunakan masker dan kerudung saat naik kereta. “Masker hanya 5 persen efektif dalam mencegah risiko paparan debu, virus dan bakteri,” perusahaan itu memposting di akun Twitter resminya, @CommuterLine, pada hari Rabu.
Mengutip perusahaan farmasi India Varsoy Health Care dan satuan tugas COVID-19 nasional Indonesia, operator kereta tersebut menyarankan penumpang untuk menggunakan masker N95 yang memiliki tingkat efektivitas 95 hingga 100 persen dalam penyaringan debu, virus dan bakteri; disusul masker bedah 90-95 persen dan masker kain 50-70 persen.