Syekh Ali Jaber Ditikam, Munarman FPI: Modus ini Biasa Dilakukan Golongan Komunis Ekasila dan Trisila
RIAU24.COM - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman menyebutkan penyerangan terhadap ulama maupun ustaz bukan baru kali ini saja terjadi. Tapi, modusnya selalu menyebut pelaku diduga mengidap gangguan jiwa.
Teranyar, penceramah Syekh Ali Jaber menjadi korban penikaman saat berdakwah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, Lampung, akhir pekan kemarin. Dia mengalami luka tusuk sedalam empat sentimeter di lengan kanannya.
Munarman menyebutkan, modus yang dijalankan pelaku Alpin Adrian sama dengan aksi pelaku peristiwa-peristiwa serupa sebelumnya. "Modus pembunuhan para ustaz dan ulama ini biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Sejarah membuktikan tahun ’48, ’65, 98, dan 2019 saat menjelang pilpres," ujarnya dilansir dari Viva.co.id, pada Selasa, 15 September 2020.
Dijelaskannya, kaum komunis memang selalu melakukan pembunuhan dengan isu dukun santet, setan desa, dan macam-macam lagi. Pelakunya juga kalau tertangkap selalu disebut orang gila.
Munarman menegaskan, karena seringnya peristiwa semacam itu terjadi, "Umat Islam sudah paham dengan permainan yang begini".
Diketahui, Syekh Ali Jaber ditikam oleh orang yang diketahui bernama Alpin Andrian. Pelaku menurut keterangan keluarganya, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak empat tahun belakangan.
Kepala Satuan Reskrim Polres Kota Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana, Alpin mengaku menusuk Syekh Ali Jaber secara spontan. Alpin, katanya, bahkan tidak tahu ada Syekh Ali Jaber meski lokasi pengajian itu dekat dengan rumahnya.