Menu

7 Kasus Misterius di Indonesia yang Belum Juga Berhasil Diselesaikan

Riko 6 Sep 2020, 20:13
Munir (net)
Munir (net)

RIAU24.COM Kasus misterius tidak hanya dalam film saja, tapi dunia nyata juga ada. Bahkan kenyataannya di Indonesia kasus seperti ini juga tidak terjadi sekali atau dua kali saja.

Selama ini, beberapa kasus misterius telah tejadi dan belum tuntas penyelidikan masalahnya. Meski sering disorot media hingga saat ini, kasus besar yang menjadi sejarah pahit hukum di Indonesia ini masih juga belum terungkap ujung pangkalnya.

Melansir dari boombastis berikut 7 kasus besar dan terpahit di Indonesia yang belum behasil diselesaikan

1. Kematian Munir yang Misterius

Munir adalah seorang aktivis yang tewas dalam penerbangan menunju Belanda. Saat itu ia sedang dalam perjalanan untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Utrecht, Belanda. Namun dalam penerbangan, ia meninggal dunia dengan kondisi ditemukan racun arsenik dalam perutnya.

Hingga saat ini, penyebab sesungguhnya dari aktivis HAM tersebut masih tidak diketahui. Beberapa orang memang telah dijatuhi hukuman, tapi istri Munir merasa tidak puas dan meminta kasus ini diusut tuntas. Kasus pembunuhan berencana ini terlalu rapi sehingga kemungkinan ada motif besar lain dibaliknya. Apalagi melihat posisi Munir sebagai aktivis yang kritis mengkritik permasalahan HAM di Indonesia.

2. 13 Aktivis yang Hilang Secara Misterius

Tahun 1998 lalu, 13 orang aktivis diculik paksa oleh militer dan tidak ada yang tahu dimana keberadaannya hingga kini. Sebenarnya ada 24 orang yang diculik, tapi 9 orang diantaranya bebas, dan 1 orang lainnya ditemukan tewas tiga hari kemudian di Magetan dengan luka tembak di kepala.

Sebanyak 11 anggota Kopassus memang diadili secara militer untuk kasus ini, namun beberapa orang menganggap proses peradilan tersebut hanya rekayasa hukum saja untuk memutus pertanggungjawaban Letjen Prabowo Subianto yang saat itu dianggap paling bertanggung jawab atas kejadian ini. Meski proses peradilan telah usai dengan 11 anggota Kopassus yang mendapatkan hukuman, nasib 13 aktivis tersebut tetap tidak diketahui.

3. Kasus Pemerkosaan Sum Kuning Tahun 1970

Peristiwa nahas ini terjadi saat Sumarijem yang baru berusia 18 tahun tengah menanti bus di pinggir jalan. Tiba-tiba ia diseret oleh sekelompok pria dan dibius. Selanjutnya ia dibawa ke sebuah rumah di Klaten dan diperkosa secara bergilir hingga tak sadarkan diri.

Saat melapor pada polisi, bukannya dibantu Sum malah ditangkap atas tuduhan membuat laporan palsu. Ia mendapat masalah besar karena kasus ini melibatkan anak-anak pejabat sebagai tersangka. Bahkan Jendral Pur Hoegeng yang merupakan mantan Kapolri yang berusaha mengungkap kasus ini malah dipensiunkan. Banyak orang menduga pensiunnya Hoegeng adalah agar kaus ini segera ditutup. Hingga saat ini, kasus ini tidak pernah terungkap kebenarannya.

4. Kematian Wartawan di Yogyakarta

Udin, seorang wartawan harian Bernas di Yogyakarta tewas terbunuh oleh seorang tamu misterius yang menganiayanya. Ia adalah sosok wartawan yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru dan militer. Yang jadi masalah, kasus ini jadi sulit dipecahkan karena Serka Edy Wuryanto dilaporkan membuang barang bukti ke laut dan mengambil buku catatan Udin dengan alasan penyelidikan.

Tidak hanya itu saja, beberapa orang juga dikambinghitamkan sebagai pelaku, meski pada akhirnya tidak ada yang mengakui pembunuhan tersebut. Bahkan seorang wanita bernama Tri Sumaryani mengaku diberi imbalan uang agar mau mengaku ia punya hubungan gelap dengan Udin dan suaminya membunuh wartawan tersebut. Hingga kini belum jelas siapa sebenarnya yang membunuh Udin.

5. Kematian Peragawati Cantik Dietje

Tahun 1980an, seorang peragawati cantik bernama Dietje Budimulyono tewas dibunuh dengan beberapa tembakan. Mayatnya dibuang di kebun karet yang kini menjadi kompleks perumahan DPR. Kasus tersebut segera mencuat dan seorang pria tua bernama Muhammad Siradjudin alias Pakde dituduh sebagai pelaku.

Pakde membantah segala tuduhan dan mengatakan bahwa pengakuan yang tercantum dalam BAP itu dibuat karena ia tidak tahan disiksa polisi dan anaknya juga sampai menderita patah rahang. Meski Pakde punya alibi dan ada orang-orang yang memperkuat alibi tersebut, majelis hakim ternyata tidak peduli dan ia tetap dihukum penjara seumur hidup.

Saat itu, beredar rumor bahwa Ditje sebenarnya menjalin hubungan dengan menantu dari orang paling berkuasa di Indonesia. Perselingkuhan tersebut ternyata bocor sehingga muncul perintah untuk memberi pelajaran pada Dietje yang berakhir dengan kematiannya. Pakde yang saat ini telah mendapatkan bebas bersyarat dengan teguh mengatakan bahwa ia tidak membunuh Dietje.

6. Hilangnya Edy Tansil

Edy Tansil adalah seorang narapidana yang harus mendekam 20 tahun penjara atas kasus kredit macet Bank Bapindo yang merugikan negara senilai 565 juta dollar. Meski sempat ditahan, pria keturunan Tionghoa tersebut ternyata berhasil kabur pada 4 Mei 1996.

Kaburnya Edy Tansil ini jelas membuat geger masyarakat Indonesia. Sebanyak 20 orang petugas LP Cipinang ditangkap dan dijadikan tersangka karena dianggap membantunya lari dari penjara. Sementara itu, keberadaan Edy sendiri tidak pernah ditemukan lagi.

Sempat muncul laporan bahwa ia ada kini sedang berada di Tiongkok. Kejaksaan juga sudah berupaya agar ia diekstradisi dengan mengirimkan surat kepada pemerintah TIongkok. Pihak kepolisian Internasional Macau juga berjanji akan mendukung kejasaan dalam memburu buronan tersebut. Namun sayang, hingga saat ini usaha untuk menangkapnya masih belum membuahkan hasil.

7. Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh

Marsinah adalah seorang buruh pabrik PT Catur Putra Surya (CPS) yang ditemukan tewas terbunuh pada 8 Mei 1993. Hal tersebut bermula ketika karyawan pabrik menuntut kenaikan upah agar sesuai dengan himbauan Gubernur Jawa Timur. 13 orang buruh yang dianggap menghasut segera dibawa ke Kodim Sidoarjo. Marsinah sempat mengunjungi rekan-rekannya, tapi pada pukul 10 malam ia menghilang. Mayatnya baru ditemukan 3 hari kemudian.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa ia mendapatkan penganiayaan berat. 8 orang petinggi CPS diam-diam langsung ditangkap tanpa prosedur resmi. Mereka juga mengalami siksaan fisik dan mental saat diinterogasi dan dipaksa mengaku menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Di pengadilan, Yudi Susanto selaku pemilik PT CPS mendapat hukuman 17 tahun penjara sementara stafnya 12 tahun penjara. Namun setelah melakukan kasasi, mereka semua dibebaskan dari segala dakwaan. Hingga kini Marsinah belum mendapatkan keadilan karena tidak ada seorangpun yang ditangkap untuk mempertanggungjawabkan kematiannya.