Saat Laut China Selatan Kian Memanas, Amerika Ungkap Data Tentang Rudal Nuklir China, Isinya Mengerikan
Dibantah China
Sementara itu bantahan datang dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. Menurutnya, DoD telah menyebarkan kabar bohong dengan menyiarkan data jumlah hulu ledak nuklir China yang sangat bias dan tak sesuai kenyataan.
Namun demikian, Hua Chunying juga tidak bersedia mengungkapkan data tentang kekuatan rudal nuklir yang dimiliki China saat ini.
Untuk diketahui, laporan itu dirilis AS saat kondisi di Laut China Selatan terus memanas. China kini berada dalam ancaman perang beberapa negara sekaligus. Seperti Jepang, Taiwan, India dan Amerika Serikat.
Laporan ini diterbitkan saat Amerika berusaha memaksa China untuk ikut dalam pembahasan tentang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START).
Perjanjian ini sebenarnya hanya dilakukan oleh Amerika dan Rusia saja dan kesepakatan bilateral terakhir yang membatasi persenjataan nuklir kedua negara yang akan berakhir pada Februari 2021.