Erdogan Bicara dengan Donald Trump, Sebut Turki Bukan Penyebab Memanasnya Mediterania Timur
RIAU24.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan pembicaraan melalui telepon pada Rabu (26/8). Menurut sumber kantor kepresidenan, keduanya membahas masalah bilateral dan regional termasuk Mediterania Timur.
Dikutip Republika dari Anadolu Agency, Direktorat Komunikasi Turki menyatakan Erdogan mengingatkan Trump bahwa Turki bukanlah pihak yang menciptakan ketidakstabilan di Mediterania Timur. Dia menekankan Turki membuktikan dengan tindakan konkret ingin mengurangi ketegangan dan menjalin dialog tentang masalah tersebut.
Ketegangan antara Turki dan Yunani telah meningkat sejak Ankara mengirim kapal survei Oruc Reis ke perairan Mediterania timur yang disengketakan bulan ini. Negara itu mengklaim memiliki hak untuk melakukan hal tersebut.
Sedangkan Yunani menyebut tindakan Ankara itu sebuah langkah ilegal. Sekutu NATO ini sangat tidak setuju atas klaim atas sumber daya hidrokarbon di daerah tersebut.
Turki dinilai melawan batas-batas, sedangkan tuduhan sebaliknya pun dilancarkan Ankara kepada Athena yang mengusik wilayah maritim.
Pejabat Turki menyatakan dialog untuk berbagi sumber daya ini secara adil akan menjadi langkah yang menguntungkan bagi semua pihak. Turki juga menyerukan pelanggaran terhadap Athena karena mencari dukungan UE untuk memblokir eksplorasi energi yang sedang dilakukan.
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dibuat murka dengan rencana Yunani, Siprus, Prancis, dan Italia yang akan melakukan latihan militer di Laut Mediterania.
Berbicara dalam pidato peringatan kemenangan Turki atas Kekaisaran Bizantium pada Pertempuran Manzikert tahun 1071, Erdogan dengan tegas mengatakan tidak akan membiarkan Yunani bertingkah di Mediterania.
"Kami tidak akan mengkompromikan apa yang menjadi milik kami. Kami bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan," ujar Erdogan seperti dikutip Sputnik, Rabu (26/8).
"Kami meminta rekan-rekan kami untuk berhati-hati, setiap kesalahan dapat membuka jalan menuju kehancuran mereka," tambahnya memberikan peringatan tajam.***