Amerika Marah Presiden Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas, Sebut Turki Bakal Terisolasi dari Komunitas Internasional
RIAU24.COM - WASHINGTON - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bertemu dengan delegasi besar kepemimpinan Hamas, termasuk pemimpin kelompok, Ismail Haniyah, dan wakil pemimpin, Saleh al-Arouri, pada Sabtu (22/8). Pertemuan ini dilakukan di Istana Vahdettin Istanbul.
Pertemuan berlangsung secara tertutup di hadapan Kepala Badan Intelijen Turki, Hakan Fidan, pejabat Komunikasi Kepresidenan Fahrettin Altun, dan juru bicara Istana Kepresidenan Ibrahim Kalin.
Pertemuan itu rupanya membuat panas Amerika Serikat (AS). Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan sangat keberatan dengan tindakan Erdogan tersebut.
Amerika menuding para pejabat Hamas itu merupakan Teroris Global yang Didesain Khusus. AS meminta informasi tentang salah satu pemimpin Hamas yang dianggap terlibat sejumlah serangan teroris, pembajakan dan penculikan.
“Pertemuan itu yang kedua kali tahun ini Erdogan menyambut para pemimpin kelompok yang mengontrol Gaza selama lebih satu dekade, setelah pertemuan pada 1 Februari,” ungkap pernyataan Deplu AS.
Deplu AS menambahkan, hubungan yang dijalin Presiden Erdogan dengan organisasi teroris ini hanya akan mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merusak kepentingan rakyat Palestina dan memukul upaya global mencegah serangan teroris yang diluncurkan dari Gaza.
“Kami terus mengungkapkan kekhawatiran kami tentang hubungan pemerintah Turki dengan Hamas pada level tertinggi,” papar Deplu AS.
Beberapa jam sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memuji Erdogan karena membebaskan pastor AS Andrew Brunson tahun lalu setelah menahannya dua tahun.***