Ini Faktor yang Menyebabkan Naiknya Harga Sawit di Riau
"Persediaan minyak sawit Malaysia juga turun hampir 11 persen secara bulanan menjadi 1,69 juta ton pada akhir Juli 2020. Adapun, rilis data produksi dan ekspor itu mencuat bersamaan dengan prospek pemulihan permintaan di beberapa negara konsumen utama CPO, seperti China dan India, yang kembali meningkat," tuturnya lagi.
"India dikabarkan akan segera mengangkat kebijakan lockdownnya sehingga mencerahkan prospek permintaan yang selama ini tidak begitu baik. Sementara itu, di China yang terus memberikan sinyal pertumbuhan ekonominya semakin membaik juga diyakini siap memborong CPO untuk memenuhi kebutuhan yang tertunda selama lockdown pada kuartal I/2020," jelas Defris.
Belum lagi, kata dia lagi, indeks dolar AS yang mulai kembali menguat sehingga melemahkan ringgit dan membuat CPO menjadi lebih murah bagi investor dengan denominasi mata uang asing lain. Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama berada di level 93,138.
"Oleh karena itu, diprediksi harga CPO dapat menyentuh level 3.400 ringgit per ton hingga akhir tahun didukung banyaknya katalis positif yang tersebar di pasar. Harga CPO masih berada di jalur bullish yang juga akan dorong sentimen penyerapan dari Indonesia yang tinggi," tutup Defris.