Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Ahok DInilai tak Beri Efek Positif, Arief Poyuono: Copot Semua Direksi dan Komisarisnya
RIAU24.COM - Pertamina saat ini tengah mendapat sorotan tajam. Hal itu menyusul laporan yang menyebutkan perusahaan plat merah itu mengalami kerugian sebesar Rp11 triliun, pada semester I 2020. Beragam tanggapan datang. Salah satunya, tertuju kepada sosok Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok.
Sempat digadang-gadang bakal membuat BUMN yang memonopoli peredaran bahan bakar minyak di Tanah Air tersebut, keberadaan Ahok dinilai tak memberikan efek positif seperti yang diharapkan. Bukannya menjadi BUMN kompetitif, yang terjadi saat ii malah sebaliknya.
"Sedari awal, masuknya nama Ahok di Pertamina mengundang kontroversi. Masuknya Ahok di Pertamina tidak bisa dilepaskan dari buah tangan kerja Jokowi atau restu dari Presiden," lontar Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata.
Dilansir rmol, Selasa 25 Agustus 2020, Dian mengatakn, core bussiner Pertamina adalah marketing atau jualan sebagai produsen minyak nasional terbesar milik pemerintah. Hal Ini sangat bertolak belakang dengan latar belakang mau pun prestasi Ahok yang ada di jalur politik.
“Jebloknya Pertamina dipastikan juga mengerek nama besar seorang Ahok. Harapannya, Ahok masuk Pertamina jadi BUMN kompetitif, eh ini tidak, malah sebaliknya," tamahnya.
Karena itu, Dian menyarankan sebaiknya Ahok kembali ke habitatnya di dunia politik dan bukan di jalur lain seperti saat ini menjadi Komisaris Utama PT Pertamina. "Ada baiknya, Ahok kembali ke habitatnya, dunia politik. Karena Ahok meniti karir dan dibesarkan di jalur politik, bukan di jalur lain,” ujarnya.
Copot Saja
Komentar senada juga datang dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono. Bahkan, ia mengaku melihat keanehan terkait apa yang terjadi di tubuh Pertamina saat ini. Hal itu mengingat Pertamina merupakan BUMN yang satu-satunya menguasai distribusi BBM di Tanah Air. Sehingga menjadi aneh ketika Pertamina mengalami kerugian hingga sebesar itu.
"Aneh juga para Komisaris dan Direksi Pertamina ya, tidak duduk santai mengawasi perusahaan yang enggak ada saingannya dan monopoli. Enggak nurunin harga BBM saat harga crude oil rendah akibat Covid, kok bisa rugi ya?" lontarnya.
Menurutnya, kondisi yang terjadi saat ini menunjukkan kualitas para komisaris dan direksi Pertamina yang masih below standard dalam mengelola BUMN tersebut.
Karena itu, menurut Arief, kalau Pertamina dibiarkan dikelola oleh manajemen yang tidak punya kapasitas sebagai world class management, maka dipastikan Pertamina nanti akan memberatkan APBN dan mengajukan PMN ke pemerintah.
"Nah yang paling tepat sekarang Pak Joko Widodo jangan salahkan manajemen Pertamina, tapi salahkan yang melakukan penempatan mereka di Pertamina. Dan sebelum kerugian Pertamina bertumpuk, copot semua direksi dan komisaris Pertamina," sarannya. ***