Mengenaskan, Bagi Pengayuh Becak Tua Ini, Merdeka Berarti Bisa Makan Siang Pakai Nasi Telor
Tidak seperti dulu, katanya, penumpang ramai sehingga bisa membesarkan anak-anaknya yang kini sudah mandiri walau kehidupannya pun pas-pasan.
Dia tak makan siang jika tak ada penumpang yang memakai jasanya yang sekali kayuh Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu, tergantung keikhlasan penumpangnya.
Biasanya, dia makan siang pakai nasi telor Rp 10 ribu di Kios Rumah Makan Padang depan tempat mangkalnya.
Pada Senin siang kemarin, Obet dan rekannya yang juga sama-sama mangkal, Ani (50), belum makan nasi telor atau nasi tempe. Hebatnya, mereka tak mengeluh dan sabar.
Keduanya tak menyalahkan banyaknya tukang ojek atau siapa pun. Mereka memilih bersabar ketimbang mengemis.
Betapa berartinya jika ada yang berbagi menggunakan jasanya. Mungkin, naik becak tak praktis lagi, tapi ada Obet dan Ani merajut kehidupannya di situ.