Sindir Ahok Karena Pertamina Tak Masuk Fortune 500, Tengku Zulkarnain: Cuma Besar Karena Dukungan Buzzer
RIAU24.COM - Ustaz Tengku Zulkarnain mengomentari tentang PT Pertamina (Persero), yang tahun ini tidak termasuk dalam daftar 500 perusahaan berpendapatan tertinggi dunia yang dibuat oleh Fortune atau biasa dikenal dengan Fortune 500.
Selain itu, dia kemudian juga menyindir Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Bahkan dia mengatakan jika Ahok cuma besar karena media dan dukungan para buzzer.
"Pertamina Terdepak dari Fortune Global 500. Kata Siapa Ahok Hebat...? Cuma Besar karena Media dan Dukungan Buzzers," kicau Tengku Zulkarnain di akun Twitternya, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Tak hanya itu saja, dia juga menyindir Ahok yang bergaji besar sebagai Komut Pertamina namun minim prestasi. "Ibarat Kata Pribahasa Melayu:" Nafsu Besar Tenaga Kurang" Gaji Selangit, Prestasi Ambyar... Heehhh...," kata dia lagi.
Seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menyebutkan jika daftar yang dibuat Fortune 500 itu merupakan aksi monitoring pasif yang dilakukan Fortune tanpa ada klarifikasi lebih lanjut ke perusahaan.
Dikatakannya, bila dilihat dari sisi pendapatan, seharusnya perseroan bisa masuk ke daftar 500 pendapatan tertinggi dunia tersebut. Dari sisi pendapatan, Pertamina memperoleh pendapatan sejajar dengan peringkat ke-198 yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan US$ 54,45 miliar atau Rp 806 triliun (kurs Rp 14.800/US$), sementara Pertamina mencatatkan pendapatan US$ 54,58 miliar atau Rp 808 triliun pada 2019.
"Kami juga sedang menelusuri kenapa bisa tidak tercatat, karena kalau dilihat dari ranking [peringkat] yang dipublikasikan oleh Fortune 500, seharusnya kami masih terdaftar di posisi 198 untuk tahun kinerja 2019," jelas Emma saat berdiskusi dengan sejumlah media secara virtual pada Sabtu (15/08/2020).
Meski bergeser dari peringkat 175 pada tahun lalu dari basis kinerja 2018, menurutnya ini dikarenakan ada beberapa industri lain yang memang mengalami peningkatan seperti industri keuangan dan asuransi.
"Kami seharusnya bisa sejajar dengan peringkat ke-198, dengan Nippon (Nippon Steel Corporation). Sebetulnya kami masih berada dalam kisaran top 500," tuturnya.