Menu

Viral, Setelah Meninggal, Wajah Tersangka Bandar Sabu Ini Ditutup Lakban Plastik, Begini Penjelasan Polisi

Siswandi 14 Aug 2020, 09:48
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Kematian Hendri Alfred, salah seorang tersangka bandar sabu kelas tinggi di Batam, Provinsi Kepuluauan Riau (Kepri), saat ini tengah viral di media sosial. Hal itu setelah beredar foto yang memperlihatkan muka jenazah tersangka bandar itu tampak terbungkus lakban plastik. 

Foto itu mengundang pertanyaan dari netizen. Mereka jadi bertanya-tanya, apa yang menimpa Hendri. Ada juga yang merasa penasaran mengapa mayatnya diperlakukan seperti itu. 

Tak perlu menunggu lama, respon pun datang dari Kapolres Barelang, Kombes Purwadi Wahyu Anggoro. Diterangkannya, Hendri memang salah satu tangkapan pihak Kepolisian, karena aktivitasnya yang diduga sebagai bandar dan pengedar narkoba jenis sabu. Ia bersama tiga tersangka lain, diamankan pada 6 Agustus 2020 lalu. Ketiga rekannya itu masing-masing berinisial SM, IN dan AM. 

Setelah diinterogasi, petugas mendapatkan keterangan mengejutkan dari IN. Kepada petugas, ia mengungkapkan bahwa Hendri masih menyimpan 106 kilogram sabu.

“Polisi langsung menindaklanjuti informasi tersebut dengan membawa Hendri untuk menunjukkan sisa sabu yang disimpannya, tapi belum ditemukan barang bukti tersebut,” terangnya, Jumat 14 Agustus 2020.

Dilansir viva, Purwadi menambahkan, pada 8 Agustus 2020 sekira pukul 04.30, Hendri mengeluh bahwa dadanya sesak. Kepada petugas, ia mengaku memiliki riwayat penyakit asma. Ketika itu, ia meminta dibelikan obat asma (spray). Setelah dibelikan obat, Hendri sempat tertidur di sofa ruang penyidikan.

Beberapa saat kemudian, ia kembali mengeluhkan sakit pada bagian dada. Kali ini, ia dibawa ke dokter. 

“Sekitar pukul 05.45, Tim Opsnal Polres Barelang membawa Hendri ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Batam. Setelah beberapa jam diberikan bantuan pernapasan oleh medis, pelaku Hendri dinyatakan oleh pihak RS bahwa meninggal dunia pukul 07.13 WIB,” terangnya lagi. 

Hindari Penularan Covid-19
Sementara iu, terkait beredarnya foto yang memperlihatkan wajah Hendri ditutup lakban, Purwadi menjelaskan, itu merupakan kebijakan dari rumah sakit dalam upaya menghindari penularan Covid-19. Apalagi mengingat Hendri sempat mengalami sesak napas sebelum meninggal. 

“Soal penutup kepala adalah kewenangan rumah sakit,” ujarnya.

Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil visum tim medis Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Kepulauan Riau untuk mengetahui penyebab kematian Hendri. Hasil autopsi untuk menjawab tudingan adanya dugaan penganiayaan terhadap Hendri.

“Pihak keluarga Hendri juga telah melihat langsung jenazah dengan membuka penutup wajah, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Penangkapan sesuai prosedur, tidak ada penganiayaan, keluarga tersangka sudah lihat langsung,” ujarnya lagi. ***