Amien Rais Beri Dua Opsi Untuk Jokowi: Jokowi Terbukti Tidak Kompeten Jadi Presiden
RIAU24.COM - Politisi senior, Amien Rais meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk turun dari jabatannya secara sukarela karena mempunyai 13 prestasi negatif selama memimpin Indonesia.
Dilansir dari Rmol.id, Jumat, 14 Agustus 2020, adapun 13 prestasi negatif Jokowi adalah bangsa Indonesia dibelah, memberi angin kebangkitan komunisme politik lebensraum China, otoriterisme makin pekat, oligarchi makin subur, tunduk pada mafia taupan dan cukong, nepotisme tanpa etika, ekonomi semain suram.
Kemudian, pengelolaan SDA yang terang-terangan menentang Pasal 33 UUD 1945 dan menabrak aturan Perundang-undangan yang ada, pendidikan carut marut, kegagalan reformasi kesehatan dan penanganan Covid-19, menerapkan psikologi ketakutan, dan masa depan Papua Barat dan Papua.
Ketiga belas poin itu, Amien Rais menyampaikan rekomendasi yang ditujukan kepada Presiden Jokowi. "Saya berpendapat bahwa 13 butir masalah yang saya bahas secara singkat di atas hakekatnya merupakan pencapaian negatif atau katakanlah, prestasi negatif Jokowi," kata Amien Rais.
Dia berpendapat, tidak sepantasnya Jokowi mencari kambing hitam buat 6 tahun kegagalannya di hampir semua sektor kehidupan nasional bangsa Indonesia.
"Saya melihat inti permasalahannya (the crux of the problem) adalah pada kegagalan kepemimpinan (leadership failure). Saya melihat Pak Joko Widodo terbukti tidak kompeten menjadi Presiden Republik Indonesia. Bisa dikatakan, sejak tahun pertama Pak Jokowi menjadi Presiden, dia dan sebagian menterinya sudah membawa portofolio of failure," jelasnya.
Selain itu, dari 13 prestasi negatif Jokowi tersebut, Amien Rais mengajukan dua opsi pilihan untuk Jokowi. Pertama, turun atau resign secara sukarela.
"Karena ternyata Pak Jokowi tidak punya kompetensi menjadi Presiden Indonesia di pergantian abad dari milenium dewasa ini. Disertai dengan permintaan maaf yang tulus kepada seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, karena Pak Jokowi telah berusaha sesuai kemampuan, namun tidak berhasil," lanjut Amien Rais.
Opsi yang kedua ialah, Presiden Jokowi untuk terus, tetapi banting stir kebijakan nasional yang mengarah kepada pembangunan nasional di segala bidang yang benar-benar berasas Pancasila, UUD 1945, melanjutkan tradisi dan perjuangan serta pengorbanan para founding mothers dan founding fathers kita.
"Sebagai Presiden, kalau masih ingin maju terus sampai selesai dengan husnul khatimah pada 2024, mulai upayakan proses saling mendekatkan di antara dua kubu, sehingga dapat menuju persatuan yang bersifat saling merangkul secara ikhlas demi kelangsungan bangsa dan negara Indonesia. Dus, mutually inclusive," terang Amien Rais.