Terang-terangan, Begini Isi Surat Terbuka Doktor Lulusan IPB Untuk Jokowi, Tentang Rizal Ramli
Bila akademisi sekelas kami “mendengar” beliau, itu tidak aneh. Akademisi dan ekonom sekelas Profesor Anwar Nasution yang lulusan Universitas Harvard, mantan Deputi Gubernur Senior BI, dan mantan Ketua BPK pun “mendengarkan” beliau. Buah manisnya, Bank BII selamat tanpa kucuran dana talangan.
Kami termasuk orang yang beruntung lantaran pernah mengenal beliau lebih dekat dan pernah mendengarkan pandangan beliau saat Panitia Khusus Pertambangan DPD RI mengundang beliau sebagai narasumber atas permintaan almarhum Bapak Mayjen (Purn.) Ferry FX Tinggogoy tahun 2012.
Ketika itu kami menjadi staf ahli almarhum. Setelah menghimpun sejumlah sepak terjang beliau saat membenahi Bulog hingga untung Rp5 trilyun, menyelamatkan PLN dari kebangkrutan dengan revaluasi aset, membuat PT Semen Gresik meraih laba dari Rp1,3 trilyun menjadi Rp1,8 trilyun, dan lain-lain, kami sampai pada kesimpulan bahwa beliau adalah praktisi dan ekonom dengan segudang akal yang tidak pernah kering.
Kami sangat menyayangkan bila “mutiara” yang tidak ternilai ini Bapak sia-siakan.
Bapak Presiden, kami menyadari tidak mudah memasukkan dalam tim orang yang berbeda. Namun menurut kami itulah tantangan bagi seorang pemimpin lantaran sebagai pemimpin ia bukan hanya menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) manajer yang sifatnya “do things right, ” tetapi juga tupoksi pemimpin yang “do the right things.”
Sebagai teladan, Paus Fransiskus, di awal menjadi Paus, bahkan dengan berani memasukkan dalam “ring 1-nya” seseorang yang rajin mengkritiknya. Kami tidak ragu sedikit pun Bapak Presiden akan berkenan mendengarkan aspirasi kami, meskipun kami buka siapa-siapa (termasuk bukan siapa-siapa Bapak Rizal Ramli) dan bukan apa-apa, mungkin nama kami pun jauh sekali dari tangkapan radar Istana, bahkan nama kami mungkin nyaris tidak terdengar.