Viral, Tak Terima Dipindah ke Apartemen di Samping Kamar Mayat, Wanita Ini Rela Rumahnya Dikepung Jalan Raya
Ada sesuatu yang aneh saat jalan raya di Provinsi Guandong, China, baru saja dibuka. Pasalnya, ada sesuatu yang tak lazim dalam peresmian jalan itu. Sebab, tepat di tengah-tengah badan jalan, masih berdiri sebuah rumah berukuran kecil. Praktis, rumah itu terkepung jalan raya. Berdasarkan rekaman video yang dirilis media Tiongkok, rumah itu terlihat terjepit di antara jalur Jembatan Haizhuyong yang baru saja dibuka di Kota Guangzhou. Rumah seluas 40 meter persegi itu terletak di dalam lubang yang berada di tengah-tengah jalan raya. Karena posisinya yang terjepit di tengah-tengah jalan raya, rumah itu disebut dengan "Nail Houses" atau "Rumah Paku".
zxc1 Lalu bagaimana ceritanya kok bisa jalan raya itu masih menyisakan sebuah rumah? Dilansir detik yang mengutip oddity central, Minggu 9 Agustus 2020, kabarnya sang pemilik rumah telah menolak untuk menerima uang kompensasi dengan menjual rumahnya. Pemilik rumah diketahui bernama Liang. Kepada media setempat, ia mengaku menolak menjual rumahnya tersebut karena pemerintah tidak bisa memberikannya rumah baru yang terletak di lokasi yang ideal. Bukannya mendapatkan rumah yang lokasinya ideal, pemerintah hanya menawarkannya sebuah flat yang terletak di dekat kamar mayat. Dengan tegas, Liang menolaknya mentah-mentah.
Liang adalah satu-satunya pemilik rumah yang menolak tawaran pemerintah. Sebanyak 46 pemilik rumah dan tujuh perusahaan lain yang sebelumnya ada di lokasi tersebut telah setuju untuk pindah dan menerima uang kompensasi pada September lalu. "Kamu pikir lingkungan ini buruk, tetapi saya merasa tenang, bebas, menyenangkan dan nyaman," kata Liang. Tak hanya itu saja, Liang juga mengaku bahwa dia tidak mempedulikan anggapan orang lain yang mengatakan bahwa dirinya keras kepala dan egois. zxc2 Dirangkum dari china morning post, pemerintah sudah menawarkan wanita pemilik rumah itu dua flat dan uang kompensasi sekitar Rp2,7 miliar tetapi Liang menolaknya. Dia diduga meminta empat flat dan uang kompensasi sebanyak Rp4,2 miliar. Penolakan Liang itu membuat pemerintah terpaksa harus tetap melanjutkan proyek pembangunan jalan raya dengan membiarkan satu rumah tetap berada di lokasi tersebut. Namun kabarnya pemerintah tetap akan berusaha bernegosiasi Liang. ***