Gara-gara Hal Ini, Tentara Amerika Malah Lari Ketakutan di Iran
RIAU24.COM - IRAN - Tentara Pengawal Revolusi Islam atau Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah menggelar latihan perang besar-besaran di Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Dalam latihan yang diberi nama Operasi Payambar-e Azam 14 atau Operasi Nabi Besar SAW 14, militer Iran sempat membuat geger dunia karena secara tak terduga meluncurkan rudal balistik dari bawah tanah.
Iran mengklaim menjadi negara pertama yang mampu memunculkan rudal-rudal jarak jauh dari dalam tanah tanpa mengenakan peluncur di daratan.
Nah, ternyata apa yang dipamerkan militer Iran itu dicemooh Amerika Serikat. Rudal-rudal buatan Iran dicela-cela apalagi ketika rudal Iran tak mampu menghancurkan kapal induk palsu yang mirip dengan kapal induk terbesar di dunia milik Amerika, USS Nimitz.
Namun, di balik cemoohan itu ternyata ada kejadian lucu. Berdasarkan informasi yang dihimpun pada Minggu 2 Agustus 2020, ternyata Amerika Serikat sangat ketakutan tatkala IRGC mulai mengerahkan armada perangnya satu persatu ke lokasi latihan.
Ketakutan Amerika semakin menjadi ketika tiga rudal milik Iran terbang dan mengarah ke dua markas militer Amerika yakni pangkalan militer di Al Dhafra, Uni Emirat Arab dan pangkalan militer AS di Al Udeid di Qatar.
Tentara Amerika yang berada di kedua pangkalan militer itu lari ketakutan dan bersembunyi di dalam ruang-ruang perlindungan bawah tanah alias bungker.
Tak cuma di kedua pangkalan militer itu, di beberapa markas militer Amerika yang berada di wilayah Timur Tengah juga dibuat ketakutan dan sembunyi di bungker. Amerika bahkan menetapkan status siaga penuh selama IRGC pamer-pamer senjata.
Untuk diketahui, memang 3 rudal mengarah ke dua pangkalan militer Amerika. Hanya saja rudal-rudal itu tak sampai menghantam dan menghancurleburkan pangkalan militer itu, rudal mendarat sangat dekat dengan pangkalan.
Kiranya wajar tentara Amerika sangat ketakutan pada rudal-rudal Iran. Sebab memang Iran gencar mengeluarkan ancaman akan menyerang pangkalan militer Amerika sebagai pembalasan atas pembunuhan Komandan Quds, Jenderal Qassem Soleimani yang dilakukan militer Amerika di dekat Bandara Baghdad, Irak.
Jenderal Soleimani tewas secara mengenaskan setelah mobil yang ditumpanginya dihantam rudal yang dilepaskan Amerika dari drone. Iran sempat membalas kejahatan Amerika itu dengan menyerang markas militer Amerika di Irak.