Menu

Tak Ikut Pemerintah, Jamaah di Gowa Lakukan Sholah Idul Adha Hari ini

Muhammad Iqbal 30 Jul 2020, 11:49
Jamaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan melakukan sholat Idul Adha hari ini (Foto: Suara,com)
Jamaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan melakukan sholat Idul Adha hari ini (Foto: Suara,com)

RIAU24.COM - Berbeda dengan pemerintah yang akan merayakan Idul Adha pada Jumat, 30 Juli 2020 besok, jamaah An-Nadzir di Kelurahan Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan sholat Idul Adha hari ini.

Dilansir dari Suara.com, Kamis, 30 Juli 2020, para jamaah An-Nadzir yang melaksanakan sholat Idul Adha itu, mayoritas mengenakan jubah berwarna hitam dan sebuah serban yang digulung pada bagian kepala. Pakaian ini merupakan ciri khas dari jamaah An-Nadzir.

Pimpinan Jamaah An-Nadzir, Samiruddin Pademmui menyebutkan untuk perayaan hari Raya Idul Adha ini, mereka tetap menggunakan metodologi yang selama ini percayai oleh jamaah An-Nadzir.

Metologi yang digunakan tersebut adalah dengan mengamati purnama ke-14, 15, dan 16. Kemudian di purnama terakhir, terbitlah bulan sabit pada subuh hari, yang kemudian dipadukan dengan penomena alam yang ditandai dengan pasang puncak atau kondak air laut.

"Itu ternyata terjadi pada tanggal 20 Juli 2020 kemarin. Sehingga kita berhitung 21 itu sudah masuk satu sampai tanggal 30 sekarang ini, berarti sudah 10 Dzulhijjah. Itulah yang mendasari kita melakukan hari raya Idul Adha pada hari ini," jelasnya.

Selain melaksanakan Sholat Idul Adha, jamaah An-Nadzir juga akan berkurban seperti yang dilakukan umat muslim pada umumnya.

Samiruddin menjelaskan, makna pengurbanan yang telah diajarkan Nabi Ibrahim AS, bukan hanya berkurban dalam arti memotong hewan kurban, tapi juga berkurban dalam segi materi, waktu, tenaga, dan pikiran.

"Alhamdulillah kita akan kurban sapi dua ekor, kambing satu ekor. Untuk hari ini, sementara sapinya satu ekor dulu. Insyaallah hari Jumat kita potong satu lagi," katanya.

"Termasuk dalam kegiatan kita yang selama ini normal, sekarang menjadi tidak normal. Itu juga menjadi pengorbanan kita untuk menghadapi pandemi ini," lanjut  Samiruddin.