Diam-diam Memanas, Jet Tempur Jepang Hadang Setiap Jet China yang Beroperasi di Laut China Timur, Ini Sebabnya
RIAU24.COM - Eskalasi panas akibat aktivitas militer China, terus bertambah. Setelah di perbatasan India dan Laut China Selatan, kali ini hal serupa juga dikabarkan terjadi di Laut China Timur yang berbatasan dengan Jepang.
Buntutnya, saat ini pasukan Bela Diri Udara Jepang langsung mengerahkan jet tempur mereka, setiap ada pesawat militer China terdeteksi terbang di kawasan itu. Biasanya, jet tempur China terbang dari pangkalan udara di Provinsi Fujian.
Pihak Jepang mensinyalir, keberadaan jet tempur China itu adalah untuk menyelidiki kekuatan pertahanan Jepang di sekitar kepulauan sengketa di Laut China Timur. Kawasan yang dimaksud adalah Kepulauan Diaoyu yang saat ini dikontrol Jepang. Jepang menyebut kepulauan itu dengan Senkaku.
"Jepang pun secara efektif meluncurkan patroli udara tempur dari subuh hingga senja di atas kepulauan itu," ungkap sumber pemerintah pada Kyodo News, dilansir sindonews, Selasa 21 Juli 2020.
Menurutnya, sebelum eskalasi di kawasan itu meningkat, pesawat jet tempur Jepang hanya dikerahkan untuk merespon sejumlah ancaman spesifik. Namun saat ini, kondisinya mulai berbeda. Jepang langsung mengeluarkan respon, setiap kali ada aktivitas dari pesawat tempur China.
Untuk diketahui, sebelumnya China menggelar operasi udara dekat Diaoyu dari pangkalan di Provinsi Zhejiang. Namun saat ini, kekuatan jet tempur China sudah dipindahkan ke Fujian, tepatnya sejak setahun lalu. Dengan demikian, pesawat tempur China J-11, dapat mencapai wilayah udara di atas kepulauan itu paling cepat dalam waktu 20 menit.
Sedangkan pangkalan udara Jepang beada di Naha, pulau utama di Okinawa, berjarak 410 km dari Diaoyu. Dengan menggunakan pesawat tempur F-5, kawasan itu bisa dicapai angkatan udara Jepang dalam waktu 25 menit.
Kehadiran secara rutin di atas kepulauan itu, sangat mahal bagi Jepang. Namun demikain, taktik itu membuat para pilot Jepang dapat mencegat dan menghalangi jet China di garis pertahanan yang terletak di 27 derajat garis lintang utara.
Jepang juga mengerahkan lebih banyak pesawat dalam operasi itu. Biasanya, setiap satu pesawat China, akan dihadang dua pesawat Jepang. Namun saat ini jumlahnya bertambah. Empat pesawat Jepang akan langsung mencegat jika ada pesawat China yang terdeteksi masukkawasan itu.
Meningkatnya ketegangan di kawasan itu, dikabarkan bermula saat China meminta Jepang menghentikan kapal-kapal nelayan Jepang yang dianggap melewati batas wilayah perairan sekitar kepulauan itu, awal Juni ini.
Namun permintaan itu ditolak Jepang. Bahkan pihak Jepang malah menyebutkan permintaan itu sebagai sesuatu yang tak dapat diterima.
China juga meminta Tokyo mencabut keputusan pada akhir Juni oleh dewan kota Ishigaki yang merubah nama wilayah di sekitar kepulauan itu dari Tonoshiro menjadi Tonoshiro Senkaku. Beijing menganggap hal itu upaya memperkuat klaim Jepang pada wilayah itu. ***