Pernah Meleset, Pakar Ragukan Prediksi Kedua Jokowi Tentang Puncak Covid-19 di Indonesia
Hermawan justru melihat yang terjadi saat ini adalah, Jakarta misalnya, yang menerapkan PSBB transisi, keramaian mulai terlihat kembali di jalanan ibu kota. Masyarakat juga mulai berkumpul di area publik.
"Betapa di jalanan, keramaian di area publik yang luar biasa, membuat kasus ini naik terus dari hari ke hari, jadi kalau tadinya perkiraan Juli, kita masih ada di lembah yang menanjak sejauh ini," kata dia.
Hermawan menambahkan, IAKMI sebetulnya juga memprediksi bahwa penyebaran virus corona bakal mencapai puncaknya pada Agustus-September. Kendati demikian, menurutnya, jika melihat kondisi seperti sekarang, ia meragukan bahwa penyebaran Covid-19 dapat mencapai puncaknya.
Hermawan juga meminta pemerintah mempersiapkan sejumlah hal sebelum mencapai puncak penyebaran pandemi. Termasuk soal kebijakan yang konsisten, mengingat tingkat kesadaran masyarakat mengenai bahaya virus corona masih rendah.
Sementara itu, epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengatakan, prediksi Jokowi bisa saja tepat. Namun hal itu ada syaratnya, yakni pemerintah harus bekerja keras meningkatkan kapasitas tes PCR untuk melacak kasus positif.
Menurutnya, kapasitas pengetesan Covid-19 di Indonesia selama ini belum maksimal. "Kapasitas testing perlu masif dan tinggi jumlahnya agar bisa mendeteksi kondisi atau permasalahan pandemi yang terjadi," ujar Dicky.