Patut Diwaspadai, Orang Dengan Kategori Ini Diduga Kuat Jadi Penyebab Mengapa Wabah Corona Terus Berlanjut
RIAU24.COM - Sejak wabah Corona Covid-19 ditemukan di China beberapa waktu lalu, penyebarannya terus berlangsung secara massif. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa virus itu bisa menyebar dengan cepat dan terus bertahan hingga saat ini.
Sebuah hasil mengejutkan diperoleh dari studi terbaru di Proceeding of National Academy of Sciences, Amerika Serikat. Studi itu menunjukkan, orang tanpa gejala (OTG) atau silent spreader diduga kuat jadi penyebab masih berlangsungnya pandemi virus Corona COVID-19 hingga saat ini.
Dilansir detik yang merangkum cnninternasional, Kamis 9 Juli 2020, peneliti dalam studi ini, yaitu Alison Galvani dan rekannya dari Yale University, menggunakan model transmisi untuk membuktikan penyebaran dari OTG.
Hasilnya, para peneliti menemukan fakta yang cukup mengejutkan. Di antaranya, OTG yang ditemukan berkisar antara 17,9 sampai 30,8 persen dari total seluruh pasien. Dari jumlah itu, para OTG tersebut berkemungkinan bisa menyebabkan penularan sebesar 48 persen. Sementara dari orang yang belum menunjukkan gejala, hanya sebesar 3,4 persen.
Sementara dengan perkiraan OTG sebanyak 30,8 persen, mereka diperkirakan bisa menyebabkan penularan hingga sebesar 47 persen. Pada orang yang belum menunjukkan gejala, hanya berisiko menularkan virusnya sebesar 6,6 persen.
Dari model transmisi tersebut para peneliti mengasumsikan bahwa COVID-19 bisa sangat menular saat berada pada tahap presimtomatik atau penyebaran tanpa adanya gejala dari OTG. Bahkan, peneliti menyebutkan, isolasi yang dilakukan pada semua kasus simptomatik tidak akan cukup untuk mengendalikan penyebaran virus ini.
Untuk menghentikan penularan sampai berada pada angka di bawah 1 persen dari populasi, studi ini menyarankan agar mengidentifikasi lebih sepertiga infeksi COVID-19 pada OTG. Selain itu, pengujian secara massif yang disertai upaya melacak siapa yang saja yang terlibat kontak dengan pasien Covid-19, juga disarankan. Karena dengan upaya ini, bisa ditemukan kasus baru untuk menekan peningkatan wabah ini.
Berbeda dengan WHO
Dilansir republika, pemimpin WHO untuk respons Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak yang sangat rinci. Mereka mengikuti kasus tanpa gejala, mereka mengikuti kontak, dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder.
Kendati demikian, WHO terus mempelajari data tersebut dan berupaya memperoleh lebih banyak informasi dari berbagai negara guna menjawab pertanyaan tersebut. Namun, Kerkhove menjelaskan bahwa orang atau pasien tanpa gejala sering berubah menjadi kasus penyakit ringan. ***