Menu

Pengamat Sebut Kemarahan Jokowi ke Para Menterinya Hanya Sebagai Cuci Tangan

Muhammad Iqbal 2 Jul 2020, 09:07
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo

RIAU24.COM - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan kemarahan Presiden Jokowi saat rapat kabinet sengaja ditunjukkan untuk menutupi kekurangannya sebagai kepala pemerintahan dalam menghadapi pandemi.

"Boleh jadi ini dagelan politik, mencari kambing hitam demi menutupi kelemahannya sebagai presiden dalam menjalankan roda pemerintahan," kata Pangi dilansir dari Tempo.co, Rabu, 1 Juli 2020.

Sekedar informasi, video kemarahan Jokowi kepada menterinya diunggah pada 28 Juni lalu di Youtube resmi Sekretariat Presiden atau 10 hari setelah pidato itu disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020.

Di video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras para menterinya yang ia sebut belum satu perasaan atau tak memiliki sense of crisis yang sama akibat Covid-19. Menurut Jokowi tak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle kabinetnya jika diperlukan.

Pangi juga mengatakan jika Jokowi sengaja ingin "cuci tangan" dan menyalahkan para menteri yang tidak becus bekerja, bukan dirinya sebagai presiden. Jokowi, menurut Pangi, berupaya menempatkan diri sebagai pahlawan yang memperjuangkan kepentingan 267 juta rakyat Indonesia, dengan menunjukkan kemarahan pada menterinya di hadapan publik.

Dikatakannya lagi, presiden dan menteri harusnya merupakan satu kesatuan dalam mengerakkan roda pemerintahan, sehingga tidak masuk akal jika kesalahan tertumpu pada satu aktor saja.

"Bagaimana mungkin kita bisa mahfum bahwa kegagalan pemerintahan tertumpu pada kelemahan pembantu presiden saja?" lanjutnya.

Pangi menilai kemarahan Jokowi kepada para menteri justru mengonfirmasi kegagalannya dalam memimpin kabinet. "Yang dipertontonkan di ruang publik ibarat menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Ini adalah dagelan politik yang sedikit agak memalukan," tambah Pangi.