Jokowi Minta Daerah Tak Paksakan New Normal, Netizen: Katanya Harus Berdampingan Dengan Corona
RIAU24.COM - Jumlah orang yang terpapar virus corona atau Covid-19 di Indonesia semakin bertambah dan belum ada tanda akan berakhir.
Berdasarkan data pada Senin, 29 Juni 2020 kemarin, jumlah kasus penularan Covid-19 mencapai 1.082 kasus dalam 2 jam terakhir. Dan jumlah keseluruhan orang yang terpapar sebanyak 55.092 kasus.
Di sisi lain, pemerintah pun menerapankan new normal meskipun ditengah pandemi Covid-19 masih berlangsung. Tapi, Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah daerah tidak perlu memaksakan penerapan tersebut tanpa melalui tahapan yang benar.
"Pemerintah daerah tidak perlu memaksakan penerapan new normal tanpa melalui tahapan yang benar. Gunakan data sains dan saran para ilmuwan sebagai pertimbangan," ujarnya dilansir dari akun Twitternya @jokowi, Selasa, 30 Juni 2020.
Kalau belum waktunya, kata Jokowi lagi, jangan dipaksakan. "Kalau diterapkan, monitor dan evaluasi. Kalau keadaannya naik, ya tutup lagi," lanjutnya.
Netizen langsung memberikan tanggapan mengenai kicauan yang disampaikan Jokowi itu. Ini kata para netizen.
"Untuk berhati-hati menerapkan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru selama protokol kesehatan tidak dilaksanakan masyarakat dengan baik dan benar," ujar salah satu netizen.
"kalimat ini "Gunakan data sains dan saran para ilmuwan sebagai pertimbangan". harusnya jadi acuan dari awal corona mulai akhir 2019-maret 2020. tp kayaknya jokowi baru dapat kalimatnya dr stafnya yg disembunyikan selama ini. jgn berharap yg original dr jokowi," komentar netizen.
"Jadi masih boleh dong memusuhi corona, katanya harus berdampingan dengan corona,,, Wajah tersenyum dengan lingkaran cahayaWajah tersenyum dengan lingkaran cahaya," tulis salah satu netizen.