Rusia Bantah Moskow Imingi Militan Hadiah untuk Bunuh Tentara AS
RIAU24.COM - Seorang pejabat Kementrian Luar Negeri Rusia menyebutkan laporan New York Times yang mengatakan intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah kepada militan terkait dengan Taliban di Afganistan adalah tidak benar. Hadiah itu sebagai kompensasi untuk membunuh tentara Amerika dan koalisinya.
Menurut pejabat tersebut, laporan New York Times itu adalah satu lagi berita palsu yang bertujuan untuk mengganggu proses perdamaian Afghanistan.
"Kami telah memperhatikan berita palsu lain, dirilis ke ruang media oleh intelijen AS tentang dugaan keterlibatan intelijen militer Rusia dalam pembunuhan kontrak pasukan AS di Afghanistan. Kisah tumpul ini dengan jelas menggambarkan rendahnya kemampuan intelektual staf propaganda intelijen AS, yang bukannya membuat sesuatu yang lebih rumit muncul dengan omong kosong seperti itu," kata pejabat itu.
"Di sisi lain, apalagi yang bisa diharapkan dari intelijen yang gagal total untuk berhasil dalam 20 tahun terakhir ini? perang di Afghanistan," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sindonews mengutip dari Sputnik pada Minggu 28 Juni 2020.
Dia kemudian mengatakan, telah menjadi fakta yang umum diketahui bahwa komunitas intelijen AS telah membangun seluruh jaringan sumber-sumber pendapatan alternatif saat bertugas di Afghanistan, termasuk perdagangan narkoba atau memeras para militan yang melintas.
"Mungkin mata-mata AS tidak senang dengan fakta bahwa diplomat kami (Rusia) dan (AS) mereka bersama-sama mempromosikan pembicaraan damai antara Kabul dan Taliban? Perasaan mereka dapat dimengerti, mereka hanya tidak ingin kehilangan sumber pendapatan ilegal yang disebutkan di atas," tukasnya.