Jika India dan China Berperang, SIapa Yang Bakal Menang? Ini Perbandingan Kekuatan Militer Kedua Negara
RIAU24.COM - Konflik China-India masih menjadi bahaya laten bagi kedua negara. Pasalnya, meski berhasil mencegah konflik meluas menjadi pertempuran senjata, namun sejarah mencatat perseteruan kedua negara di wilayah itu sudah terjadi sejak 1962. Setelah terakhir memakan korban 4 tentara India di tahun 1975, korban jiwa baru terjadi lagi sekarang.
India dan China merupakan dua negara tetangga yang sama-sama dihuni oleh lebih dari 1 miliar penduduk. Militer keduanya juga masuk ke dalam top 10 terkuat di dunia versi Global Fire Power. Kekuatan militer China berada di peringkat ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Posisi India tepat di belakang ketiga negara itu.
Dilansir SIndonews, meski secara jumlah personel militer, China kalah jumlah dari India, tetapi kelengkapan alutsista untuk angkatan udara (AU), darat (AD) hingga laut (AL) Tiongkok lebih unggul dari segi jumlah.
Anggaran pertahan China juga jauh lebih besar dari anggaran militer India. Nominalnya nyaris empat kali lipat dari anggaran militer India.
China juga menaikkan anggaran untuk pertahanannya hingga 6,6% untuk tahun ini menjadi RMB 1.268 miliar atau setara dengan US$ 178,6 miliar. Namun menurut perhitungan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) anggaran militer China mencapai US$261 miliar.
Menurut Global Firepower, Tiongkok memiliki 21.830.000 serdadu aktif dan 510.000 pasukan cadangan. Sedangkan India diperkuat oleh 14.440.000 tentara dan 210.000 prajurit pelapis.
Kekuatan Angkatan Darat China meliputi 3.500 tank, 33.000 kendaraan artileri mobilitas tinggi (self-propelled artillery), artileri tarik (towed artillery) 3.600 unit, 2.650 peluncur roket. Sedangkan India punya 4.292 tank, 8.686 kendaraan lapis baja (armoured vehicles), 4.060 artileri tarik, dan 266 peluncur roket.
Total pesawat udara China mencapai 3.444 unit, yang terbagi atas 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat pembom, 224 pesawat transpor, 314 pesawat latih, 111 pesawat untuk misi khusus, 911 helikopter dan 281 helikopter serbu.
Sedangkan India memiliki 2.141 pesawat. Terdiri dari 538 pesawat tempur, 172 pesawat pembom, 250 pesawat transport, 359 pesawat latih, 77 pesawat untuk misi khusus, 722 helikopter serta 23 helikopter serbu.
China juga unggul dalam jumlah pangkalan udara, yakni sebanyak 507 berbanding 346 yang dimiliki India.
China saat ini memiliki dua kapal induk, 36 destroyer, 52 frigat, 50 korvet, 74 kapal selam, 220 kapal patrol, dan 29 kapal pemburu ranjau. Di sisi lain, India diperkuat oleh sebuah kapal induk, 10 destroyer, 13 figat, 19 korvet, 16 kapal selam, 139 kapal patrol dan tiga kapal pemburu ranjau.
Dalam hal senjata Nuklir, menurut buku tahunan SIPRI 2020, China mempunyai 320 hulu ledak nuklir, sedangkan India memiliki 150 senjata pemusnah masal.
Nah, mengacu pada data tersebut, dari sisi persenjataan tentu saja China lebih unggul. Tapi itu tidak berarti jika perang benar-benar meletus, Tentara Pembebasan Rakyat –sebutan untuk tentara China-pasti mengungguli lawannya. Jangan salah, soal perang di era modern India jauh lebih berpengalaman.
Sejak berpisah dengan Pakistan tahun 1947, India sudah empat kali berperang dengan saudaranya. Pokok persoalan perang itu, tiga diantaranya dipicu oleh saling klaim wilayah Kashmir (1947, 1965, 1999). Satu perang lainnya menyangkut masalah wilayah Pakistan Timur (1971).
Kashmir adalah lembah luas yang terletak di ujung barat Pegunungan Himalaya. Secara politik, Kashmir terbagi menjadi tiga daerah: Jammu, Kashmir, dan Ladakh. Wilayah ini terkenal sangat subur dan indah karena dialiri oleh air lembah dari sungai-sungai, juga dikelilingi gunung. Yang menjadi persoalan, kawasan Kashmir yang memang tak bertuan itu berbatasan dengan tiga negara berbeda. Selain India dan Pakistan, ada pula China yang teritorinya juga bersinggungan dengan Lembah Kashmir.
Sepanjang tahun 1999, lebih dari 250 ribu peluru, bom, dan roket, menghujani Pakistan. Hingga saat ini, konflik India vs Pakistan belum juga berakhir. Beberapa kali masih berlangsung insiden-insiden bersenjata meskipun dalam level yang tidak terlalu besar, juga aksi bom bunuh diri seperti yang terjadi pada 4 Februari 2019 lalu di Kashmir.
Adapun China di era modern baru satu kali terlibat perang. Lawannya adalah Vietnam, yang uniknya sama-sama negara berideologi komunis. Pemicunya adalah sengketa perbatasan. Perang Vietnam-China yang dikenal dengan Perang Indochina Ketiga meletus pada tahun 1979.
Dalam perang itu, lebih dari 25 ribu jiwa China tewas dan ribuan lain luka-luka, sementara Vietnam kehilangan sekira 10 ribu rakyatnya dan ribuan lain luka-luka di samping rakyat sipil yang jadi korban. Perang China versus Vietnam membuktikan keunggulan senjata bukan jaminan untuk keluar sebagai pemenang.