Gelar Rapid Test dan SWAB, Seorang Dokter di Puskesmas Rumbai Positif Covid-19
RIAU24.COM - PEKANBARU - Penyebaran tertinggi pada gelombang kedua pandemi corona ini terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir, sebanyak tujuh orang. Informasi terbaru, seorang dokter dinyatakan positif corona.
"Saya baru dapat laporan. Puskesmas Rumbai telah melakukan rapid test dan swab. Hasilnya seorang dokter positif corona bersama lima orang lainnya," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus dalam pidatonya menyambut HUT ke-236 Pekanbaru di Ballroom Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya, Selasa (23/6/2020) kemarin.
Diberitakan sebelumnya, pasien positif corona ada 13 orang kemarin. Sebanyak 12 orang disumbangkan oleh dua keluarga. Dua keluarga ini masih satu klaster Palembang.
"Klaster Palembang ini adalah suami dari pegawai Pemko Pekanbaru yang bekerja di Kecamatan Bukit Raya. Suaminya adalah kontraktor yang dapat proyek di Palembang usai Lebaran," jelas Firdaus.
Dari Palembang, suami dari pegawai Kantor Kecamatan Bukit Raya ini pulang ke Pekanbaru. Tapi, ia terlambat melaporkan diri ke rumah sakit. Saat kondisi sudah parah dibawa ke rumah sakit. Hasil swab belum keluar, ia sudah meninggal dunia.
"Ia menularkan virus corona ke istri, anak, dan mertuanya, serta para iparnya. Istrinya bekerja di Kantor Kecamatan Bukit Raya (bendahara)," ungkap Firdaus.
Si istri menularkan virus corona ke dua orang pegawai lain di Kantor Kecamatan Bukit Raya. Dua orang pegawai itu juga positif corona.
Juru Bicara Bidang Kesehatan Tim Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Pekanbaru Dokter Mulyadi, Senin (22/6/2020), mengatakan, penyebaran kasus sudah bergeser dari Kecamatan Tampan di Kecamatan Rumbai Pesisir. Hal ini terlihat dari distribusi kasus per kecamatan.
"Selama ini, penyebaran kasus terbanyak di kecamatan Tampan. Saat ini, penyebaran kasus telah bergeser ke Kecamatan Rumbai Pesisir," ujarnya.
Sebanyak 7 kasus di Kecamatan Rumbai Pesisir. Kecamatan Rumbai 3 kasus. Kecamatan Marpoyan Damai 2 kasus. Kecamatan Limapuluh 2 kasus.
"Kami sudah menganggapnya ini gelombang kedua," ucap Dokter Mulyadi.
Penyebaran kasus pada gelombang kedua ini sudah tersebar merata. Artinya, penyebaran kasus ini sangat membahayakan.